Jakarta, 16 September 2025 – Investasi aset kripto, khususnya Bitcoin (BTC), kini tidak hanya didominasi investor individu. Laporan terbaru firma jasa keuangan River mengungkapkan semakin banyak perusahaan swasta di AS mengalokasikan sebagian besar laba mereka ke Bitcoin sebagai upaya melindungi nilai aset dari inflasi.
Berdasarkan survei River terhadap lebih dari 3.000 klien pada Juli 2025, bisnis swasta rata-rata menginvestasikan 22% laba bersih ke Bitcoin, dengan nilai median 10%. Bahkan, lebih dari 10% responden mengaku mengalokasikan lebih dari separuh pendapatan mereka ke aset digital ini.
River mencatat sekitar 64% perusahaan menganggap Bitcoin sebagai investasi jangka panjang, sementara sisanya memilih strategi penyeimbangan atau masih belum memiliki rencana jelas. Hingga kini, total kepemilikan perusahaan-perusahaan tersebut mencapai 84.000 BTC atau setara USD 9,6 miliar.
Alasan utama adopsi ini adalah kemampuan Bitcoin menahan inflasi, menawarkan likuiditas, serta perlindungan dari risiko pihak ketiga. River menilai aset kas tradisional seperti obligasi pemerintah dan reksa dana pasar uang gagal menjaga daya beli perusahaan.
Meski tren ini meningkat, adopsi Bitcoin masih terbatas, kurang dari 1% dari total perusahaan di AS. Hambatan utamanya adalah persepsi publik dan norma korporasi tradisional yang cenderung konservatif. Namun, tren mulai berubah dengan meningkatnya kepemilikan Bitcoin di kalangan orang dewasa AS serta naiknya tingkat kepercayaan publik terhadap kripto ini.
River menilai, dengan dukungan regulasi yang lebih ramah, penurunan volatilitas, dan peningkatan likuiditas, tidak ada lagi hambatan besar bagi perusahaan untuk mengadopsi Bitcoin dalam portofolio mereka.