Pasar kripto terkoreksi dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC) hari ini melemah di saat pasar fokus keputusan The Fed pada pertemuan 16-17 September mendatang.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin (15/9/2025) pukul 6.50 WIB, kapitalisasi pasar kripto global turun 0,9% menjadi US$ 4,03 triliun dalam 24 jam. Kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) hari ini terlihat melemah 0,52% dalam 24 jam terakhir. Saat ini, harga Bitcoin di level US$ 115.309 per koin atau setara Rp 1,89 miliar (kurs, Rp 16.416).
Pelemahan juga terjadi pada Ethereum (ETH) sebesar 1,11% menjadi US$ 4.613, XRP terkoreksi 2,88% menjadi US$ 3,03, Binance (BNB) turun 0,67% menjadi US$ 926, Solana terpangkas 0,89% menjadi US$ 240, dan Dogecoin (DOGE) jatuh 3,74% menjadi US$ 0,27.
Dikutip dari Cointelegraph, trader populer dengan akun Skew di X (Twitter) menilai harga Bitcoin sedang ‘digerakkan turun’ menjelang pekan baru. Ia mencatat adanya ‘kedalaman bid dan likuiditas cukup kuat’ di area justru di bawah US$ 115 ribu. “Saatnya memperhatikan,” tegas Skew.
Sementara itu, analis kripto Rekt Capital menilai fokus jangka pendek bukan pada tembusnya US$ 117 ribu, melainkan memastikan level US$ 114 ribu berhasil menjadi support baru. “Jika level ini berhasil dikonfirmasi, barulah Bitcoin bisa punya tenaga untuk menembus US$ 117 ribu,” tulisnya.
Rekt Capital juga menegaskan, Bitcoin masih berpotensi mencetak all time high baru pada siklus bull market kali ini, karena level US$ 124.500 bukan puncak harga sesungguhnya. Menurutnya, penutupan mingguan di atas US$ 114 ribu sudah bisa dianggap sinyal bullish.
Fokus Keputusan The Fed
Sentimen utama pekan ini datang dari keputusan suku bunga The Fed pada 16-17 September 2025. Mayoritas pelaku pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga minimal 25 basis poin.
Firma trading Mosaic Asset Company dalam pembaruan pasar (11/9/2025) menyebut kombinasi indikator ekonomi yang membaik, kondisi keuangan longgar, serta partisipasi sektor siklikal yang luas menjadi faktor positif bagi aset berisiko di kuartal IV dan tahun depan.
“Ini mendukung outlook laba, yang pada akhirnya positif bagi harga saham, apalagi The Fed kembali memangkas suku bunga. Kondisi tersebut bisa menciptakan lingkungan trading yang menarik hingga tahun depan,” tulis analis Mosaic.