Pasar kripto melesat dalam 24 jam terakhir. Harga Bitcoin (BTC) hari ini menanjak ke US$ 115 ribu, ditopang rilis CPI Agustus sesuai ekspektasi pasar, melengkapi tren pelemahan data inflasi produsen (PPI) yang keluar sehari sebelumnya.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat (12/9/2025) pukul 6.25 WIB, kapitalisasi pasar kripto global naik 1,28% menjadi US$ 3,99 triliun dalam 24 jam. Kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) hari ini terlihat menanjak 1,27% dalam 24 jam terakhir. Saat ini, harga Bitcoin di level US$ 115.274 per koin atau setara Rp 1,89 miliar (kurs, Rp 16.420).
Penguatan juga terjadi pada Ethereum (ETH) sebesar 2,63% menjadi US$ 4.466, XRP terkerek 2,08% menjadi US$ 3,04, Binance (BNB) naik 0,84% menjadi US$ 901, Solana melonjak 1,89% menjadi US$ 228, dan Dogecoin (DOGE) melesat 4,78% menjadi US$ 0,25.
Dikutip dari Cointelegraph, harga bitcoin menyentuh level tertinggi sejak 24 Agustus lalu. Rilis CPI Agustus sesuai ekspektasi pasar, melengkapi tren pelemahan data inflasi produsen (PPI) yang keluar sehari sebelumnya.
Meski inflasi konsumen masih berada di level tertinggi sejak Januari, perhatian investor justru tertuju pada lonjakan klaim pengangguran mingguan AS yang mencapai 263 ribu, tertinggi sejak Oktober 2021 dan lebih buruk dari perkiraan 235 ribu.
Kondisi itu semakin memperkuat ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga dalam pertemuan 17 September mendatang. Bahkan, pasar melihat peluang 11% terjadinya pemangkasan lebih agresif dari standar 25 basis poin.
“Pasar kini memperhitungkan total pemangkasan 75 basis poin hingga akhir tahun. Meski inflasi terus naik, kondisi pasar tenaga kerja terlalu lemah untuk diabaikan. Pekan depan akan jadi penentu,” tulis analis The Kobeissi Letter.
Prospek Harga Bitcoin
Sejumlah analis kripto menilai peluang kenaikan harga Bitcoin masih terbuka. Trader populer Jelle mengatakan, inflasi tidak seburuk perkiraan sehingga mendukung optimisme pemangkasan suku bunga. “Data sudah di belakang kita, saatnya melanjutkan program: harga lebih tinggi,” tulisnya di X.
Sementara itu, trader BitBull menyoroti level US$ 113.500 yang kini berubah dari resisten menjadi support penting. Menurutnya, hal ini membuka jalan bagi Bitcoin untuk kembali menguji level tertinggi sepanjang masa.
Namun, pandangan berbeda datang dari trader Skew yang memperkirakan pasar masih bisa menjebak investor dengan satu kali aksi likuidasi sebelum melanjutkan reli. Ia mencatat adanya likuiditas sekitar 2.000 BTC di buku order bursa.
Investor kripto Ted Pillows bahkan memperingatkan potensi pola berulang. “Dalam tiga rilis CPI terakhir, Bitcoin naik sebelum data keluar, lalu anjlok setelahnya. Pola itu bisa terjadi lagi kali ini,” ujarnya.
Sejauh ini, Bitcoin telah menguat sekitar 38% sepanjang tahun 2025, didorong ekspektasi penurunan suku bunga, inflasi tinggi, serta meningkatnya permintaan institusional. Namun, volatilitas jangka pendek masih membayangi seiring tarik-menarik antara data inflasi dan pelemahan pasar tenaga kerja AS.