Jakarta – Michael Saylor kembali menegaskan komitmen MicroStrategy untuk terus menambah kepemilikan Bitcoin, meski saham perusahaan (MSTR) anjlok ke level terendah dalam lima bulan terakhir. Sebagai Ketua Eksekutif, Saylor menilai Bitcoin tetap menjadi strategi cadangan jangka panjang terbaik, bahkan di tengah volatilitas pasar.
Kepemilikan MicroStrategy kini mencapai lebih dari 2% total pasokan global Bitcoin, posisi yang memberi pengaruh besar terhadap sentimen pasar. Saylor menuding aksi short selling dan kampanye misinformasi sebagai faktor yang menekan saham MSTR, namun memastikan perusahaan akan memanfaatkan setiap penurunan harga BTC untuk kembali mengakumulasi.
Langkah MicroStrategy dinilai sebagai katalis bagi partisipasi institusi dalam aset digital. Sejalan dengan itu, harga Bitcoin berhasil menembus USD 117.000 usai The Fed memangkas suku bunga acuan 25 basis poin. Target berikutnya adalah USD 120.000 sebagai level psikologis kunci.
Vice President Indodax, Antony Kusuma, menegaskan reli Bitcoin kali ini digerakkan oleh arus dana institusional melalui ETF, bukan lagi sekadar sentimen ritel. Data on-chain menunjukkan penurunan alamat baru, menandakan kehati-hatian investor kecil, sementara institusi justru menjadi fondasi utama kenaikan harga.
Indodax menilai prospek jangka panjang Bitcoin tetap positif di tengah kebijakan moneter global yang lebih longgar. Dengan lebih dari 9 juta investor terdaftar di Indonesia, tren akumulasi seperti Dollar-Cost Averaging (DCA) disebut lebih relevan dibanding mengejar keuntungan harian.
Jika arus masuk institusional terus berlanjut, pasar menilai Bitcoin berpotensi mencetak rekor kapitalisasi baru, sekaligus membawa dampak positif pada altcoin.