Skip to content

Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia

Menu
Menu

Ini Alasan Mengapa ATH S&P500 Sering Jadi Momen Emas untuk Bitcoin

Posted on September 25, 2025

Ketika pasar saham Amerika Serikat mencetak rekor tinggi sepanjang masa, ada satu aset yang justru mencuri perhatian karena kemampuannya mengungguli reli tersebut, yakni Bitcoin (BTC).

Menurut data terbaru dari analis mata uang kripto di media sosial X dengan nama samaran ‘Bull Theory’, setiap kali S&P 500 atau Nasdaq menembus rekor all-time high (ATH), Bitcoin rata-rata mencetak kenaikan dua hingga tiga kali lipat lebih tinggi dibanding indeks saham itu sendiri.

BTC Cenderung Meledak Setelah Rekor Saham

Berikut hasil analisis performa Bitcoin setelah saham Amerika masuk ‘discovery mode’:

1. Setelah S&P 500 Mencetak ATH:

  • Rata-rata imbal hasil Bitcoin dalam 30 hari: +12,4 persen.
  • Rata-rata imbal hasil Bitcoin dalam 90 hari: +35,8 persen.


2. Setelah Nasdaq Mencetak ATH:

  • Rata-rata imbal hasil Bitcoin dalam 30 hari: +16,0 persen.
  • Rata-rata imbal hasil Bitcoin dalam 90 hari: +46,4 persen.


Dengan kata lain, Bitcoin bukan hanya mengikuti reli saham, tapi juga mempercepat momentumnya ketika sentimen pasar sedang optimis.

Baca Juga: Bitcoin Turun Setelah Rate Cut, Ini Tiga Alasan di Baliknya

Mengapa Bisa Terjadi?

Ketika indeks saham utama seperti S&P 500 dan Nasdaq mencetak ATH, itu biasanya menandakan likuiditas sedang tinggi di pasar.

Menurut Bull Theory, fenomena ini sering kali mendorong investor untuk:

  • Mencari aset dengan potensi lebih besar.
  • Masuk ke sektor yang lebih spekulatif seperti kripto.
  • Memanfaatkan volatilitas Bitcoin sebagai sarana pertumbuhan modal.


“Ketika saham masuk discovery mode, likuiditas tumpah ke pasar kripto dan Bitcoin biasanya reli lebih keras,” ungkap Bull Theory.

Kondisi Saat Ini

Saat ini, S&P 500 dan Nasdaq kembali mencetak ATH secara beruntun, menandakan bahwa pasar saham sedang dalam fase optimistis ekstrem.

Dan Bitcoin sudah menunjukkan tanda-tanda mengikuti jejak tersebut, dengan tekanan beli institusional, arus ETF yang meningkat dan supply on-chain yang terus menurun.

Sementara itu berdasarkan data dari CoinGecko, harga Bitcoin saat ini berada di angka US$ 117.283. Angka ini mencerminkan kenaikan tipis sebesar 0,6 persen dalam jangka waktu 24 jam terakhir.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Crypto Black Friday, Biang Dibalik Anjloknya Harga Bitcoin
  • Belum Satu pun 30 Indikator Bull Market Peak Tercapai, Pertanda Bull Run Masih Panjang?
  • Permintaan Struktural Tahan Bitcoin dari Likuidasi $20 Miliar
  • Akankah Bitcoin Drop di Bawah US$100.000 dalam Waktu Dekat? 3 Chart Ini Punya Jawaban
  • Harga Bitcoin (BTC) Menguat ke $106.816: Menuju Rebound $110.000?

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • October 2025
  • September 2025
  • August 2025
  • July 2025
  • June 2025
  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024

Categories

  • Alt Coin
  • Hot Crypto
  • Hot News
  • Solusi Investasi
  • Uncategorized
©2025 Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia | Design: Newspaperly WordPress Theme