Jakarta – Kapitalisasi pasar kripto global anjlok sekitar USD 300 miliar atau Rp 5.004,93 triliun (kurs Rp 16.683) akibat gelombang likuidasi besar-besaran di pasar berjangka. Ether memimpin pelemahan dengan penurunan 12% ke bawah level USD 4.000, sedangkan bitcoin merosot 5% dalam sepekan, penurunan tertajam sejak Maret.
Menurut Ben Kurland, CEO platform riset kripto DYOR, penurunan ini bukan disebabkan oleh fundamental, melainkan efek domino dari leverage berlebih yang memicu “lingkaran umpan balik” likuidasi. Data Coinglass mencatat lebih dari USD 3 miliar (Rp 50,06 triliun) posisi long dilikuidasi di berbagai bursa.
Griffin Sears, Kepala Derivatif Global FalconX, menyebut pasar derivatif ikut terdampak dengan maraknya deleveraging dan pembelian put dalam skala besar.
Meski begitu, bitcoin dan ether sempat rebound pada Jumat setelah data inflasi AS menunjukkan perlambatan, memberi ruang bagi The Fed untuk menahan tekanan di pasar tenaga kerja.
Di sisi lain, CEO Coinbase Brian Armstrong optimistis bitcoin bisa mencapai USD 1 juta per koin pada 2030, didorong oleh regulasi yang lebih jelas, pembentukan cadangan strategis oleh pemerintah AS, serta masuknya dana institusional melalui ETF. Armstrong menilai bitcoin kini berperan ganda sebagai “emas digital” sekaligus aset investasi utama di masa ketidakpastian.