Jakarta, 7 Oktober 2025 – Raksasa keuangan global Morgan Stanley melalui Global Investment Committee (GIC) resmi merekomendasikan para kliennya untuk mengalokasikan sebagian kecil portofolio investasi ke aset kripto, dengan kisaran 2% hingga 4%, tergantung pada tingkat toleransi risiko masing-masing investor.
Rekomendasi ini tertuang dalam laporan khusus GIC yang menaungi lebih dari 16.000 penasihat keuangan dengan total dana kelolaan mencapai USD 2 triliun. GIC menilai aset digital seperti Bitcoin memiliki potensi sebagai “emas digital”, namun tetap bersifat spekulatif dan perlu dikelola secara hati-hati.
“Meskipun model alokasi resmi kami belum mencakup kripto, kami ingin mendukung klien dan penasihat yang ingin memasukkannya secara fleksibel dalam portofolio multi-aset,” tulis laporan GIC yang dikutip dari Yahoo Finance.
Morgan Stanley menekankan pentingnya rebalancing portofolio secara rutin, baik per kuartal maupun tahunan, guna mencegah risiko berlebih akibat volatilitas harga kripto.
Rekomendasi ini muncul di tengah lonjakan harga Bitcoin yang mencapai rekor baru USD 125.000, tertinggi sepanjang sejarah. Bursa kripto global juga melaporkan cadangan Bitcoin terendah dalam enam tahun, menandakan pasokan yang makin ketat di tengah meningkatnya permintaan institusional.
CEO Bitwise, Hunter Horsley, menyebut langkah Morgan Stanley ini sebagai sinyal besar bahwa kripto “telah memasuki arus utama investasi.”
Selain itu, Morgan Stanley juga berencana meluncurkan layanan perdagangan kripto untuk klien E-Trade pada awal 2026, bekerja sama dengan Zerohash untuk penyediaan likuiditas dan kustodian. Langkah ini menjadi salah satu ekspansi terbesar bank besar AS ke dunia aset digital.