Beberapa hari lalu telah terjadi salah satu crash besar yang melanda pasar kripto, lantaran kebijakan dari pemerintah Amerika. Banyak dari kalangan trader yang dananya tak selamat karena terlikuidasi oleh penurunan pasar yang mengerikan.
Namun, ada salah satu pihak yang justru cuan besar saat banyak aset pasar jatuh berjamaah.
Sebuah akun trading kripto yang baru dibuat berhasil meraup keuntungan sebesar US$ 192 juta dalam waktu kurang dari dua jam, tepat setelah Presiden Amerika Donald Trump mengumumkan tarif 100 persen terhadap impor dari China. Waktu eksekusi perdagangan yang sangat presisi memicu kecurigaan serius soal insider trading.
Melansir dari finbold.com, berdasarkan data on-chain yang dikaitkan dengan Hyperliquid, akun tersebut dibuat hanya beberapa jam sebelum perdagangan dimulai. Tidak lama setelah itu, akun ini membuka posisi short Bitcoin dengan leverage tinggi, sekitar 30 menit sebelum Trump secara resmi mengumumkan kebijakan tarif.
Pengumuman tersebut kemudian memicu koreksi besar di pasar kripto, menjatuhkan harga Bitcoin secara tajam dan menghapus posisi leverage senilai miliaran dolar di seluruh pasar.
Data Blockchain Tunjukkan Profit Spektakuler
On-chain tracker mencatat bahwa:
- Laba awal berada di bawah US$ 40 juta.
- Melonjak ke US$ 104 juta hanya dalam beberapa jam.
- PnL realisasi 24 jam mencapai US$ 88,5 juta.
Setelah posisi ditutup, akun tersebut segera melakukan serangkaian penarikan dana dalam bentuk USDC, dengan beberapa transfer bernilai US$ 9,99 juta per transaksi.
Pasar Rontok, Trader ini Cuan Besar
Keuntungan luar biasa ini terjadi bersamaan dengan likuidasi terbesar di pasar kripto sepanjang 2025. Akibat pengumuman tarif Trump, harga Bitcoin jatuh mendekati batas support US$ 110.000, sementara lebih dari US$ 19 miliar posisi leverage terlikuidasi dalam satu hari. Total kapitalisasi pasar kripto berkurang lebih dari US$ 400 miliar.
Fakta yang terjadi pada akun ini:
- Baru dibuat
- Membuka posisi besar dengan waktu yang sangat tepat
- Menutup dan menarik dana segera setelahnya.
Hal tersebut menimbulkan spekulasi bahwa trader ini mungkin memiliki akes terhadap informasi politik berskala besar sebelum diumumkan ke publik.
Meski identitas pemilik akun belum diketahui, banyak pihak di komunitas kripto menilai ini sebagai strategi ultra-presisi yang kemungkinan besar melibatkan informasi istimewa.