Investor Belum Jualan, Tren Bullish Masih Panjang
Biasanya, setelah Bitcoin menembus ATH, pasar akan diikuti gelombang jual besar sebagai bentuk pengambilan keuntungan. Namun, tren kali ini berbeda.
Selama sepekan terakhir, Bitcoin mencatat tiga rekor ATH beruntun di kisaran $125.000–$126.000, tanpa diikuti tekanan jual yang berarti. Kondisi ini menjadi sinyal kuat bahwa pelaku pasar masih menahan posisi dan menunggu reli lanjutan.
Analis pasar menilai, fenomena ini menunjukkan kepercayaan institusional yang semakin dominan dalam kepemilikan BTC. Dengan lebih sedikit investor ritel di pasar utama, volatilitas jangka pendek menjadi lebih terkendali.
Institusi Pegang Kendali, Retail Masih di Pinggir
Salah satu analis crypto populer menjelaskan bahwa “ketenangan” pasar meski harga Bitcoin melesat disebabkan oleh minimnya kepemilikan ritel.
Sebagian besar BTC kini dikuasai oleh institusi besar yang tidak tergesa menjual, bahkan saat harga menyentuh rekor baru.
Sementara itu, banyak trader ritel justru masih terjebak di altcoin yang terus mencetak harga terendah baru setiap pekan.
Token seperti Ethereum (ETH) bahkan belum kembali ke level puncaknya tahun 2021, yaitu di atas $4.800.
Situasi ini memperkuat pandangan bahwa altseason belum dimulai, dan pasar masih berada di fase dominasi Bitcoin.
Potensi Bull Run Masih Panjang
Dengan tekanan jual yang rendah dan dukungan kuat dari investor institusional, beberapa analis meyakini bahwa bull run Bitcoin masih jauh dari selesai.
Narasi siklus empat tahunan yang selama ini menjadi acuan pergerakan harga BTC kini mulai dipertanyakan.
Sebagian pihak menilai, pasar telah memasuki struktur bullish baru yang bisa bertahan lebih lama dari siklus sebelumnya.
Selama belum ada lonjakan besar aksi ambil untung, peluang reli lanjutan masih terbuka lebar.
Beberapa analis bahkan menilai target harga $135.000–$140.000 bukan hal mustahil jika tren saat ini berlanjut hingga kuartal IV 2025.