Portofolio investasi yang terinspirasi dari strategi Robert Kiyosaki, penulis buku Rich Dad Poor Dad, berhasil mencetak keuntungan nyaris 40% sepanjang 2025.
Data terbaru yang dikutip dari Finbold menunjukkan bahwa kombinasi tiga aset favorit Kiyosaki, yaitu emas, perak, dan Bitcoin (BTC), kembali membuktikan kekuatannya di tengah gejolak ekonomi global.
Filosofi “Trust Scarcity” Kembali Terbukti
Robert Kiyosaki dikenal karena prinsipnya yang ekstrem terhadap uang fiat. Ia kerap menyerukan agar investor “menolak uang kertas” dan beralih pada aset dengan kelangkaan alami (scarce assets) seperti logam mulia dan crypto.
Filosofi itu kembali terbukti tahun ini. Kenaikan harga emas dan perak dipicu meningkatnya permintaan lindung nilai terhadap inflasi, sementara Bitcoin didorong oleh arus masuk institusional dan permintaan ETF spot yang terus menguat.
“Distrust fiat, trust scarcity” adalah semboyan yang dulu dianggap kontroversial, kini kembali relevan di tengah tren pelonggaran moneter dan kekhawatiran pelemahan dolar AS.
Catatan Panjang: Dari 2017 hingga Kini
Kiyosaki pertama kali menyebut Bitcoin pada Agustus 2017, saat harganya baru sekitar $4.300. Kala itu, ia menyarankan pembelian kecil sebagai lindung nilai meski masih ragu pada prospeknya.
Seiring waktu, ia makin vokal. Pada 2021, ia memperingatkan investor untuk “beli emas, perak, dan Bitcoin sebelum crash besar.”
Tahun berikutnya, ia menambahkan Ethereum (ETH) dan Solana (SOL) dalam portofolionya.
Mereka yang mengikuti arahannya sejak awal kini mencatat kenaikan lebih dari 14 kali lipat jika dibandingkan dengan data simulasi jangka panjang yang dihimpun Finbold.