Dua aset kripto paling populer, Bitcoin (BTC) dan Dogecoin (DOGE), kembali jadi sorotan setelah grafik harga jangka panjang menunjukkan pola pergerakan yang mirip dengan formasi bull run besar di tahun 2017 dan 2021.
Data terbaru dari chart mingguan memperlihatkan bahwa kedua aset tersebut kini sedang berada di fase akumulasi jangka panjang, di mana harga bergerak mendatar sebelum memasuki fase percepatan (acceleration phase) — sebuah tanda klasik sebelum tren naik besar terjadi.
Siklus Pasar Kripto Kembali Sinkron
Menariknya, pola Bitcoin dan Dogecoin ini menunjukkan sinkronisasi perilaku pasar. Dalam dua siklus sebelumnya, Dogecoin cenderung mengikuti arah Bitcoin dengan jeda beberapa bulan.
Fenomena ini dikenal sebagai market synchronization, di mana aset berkapitalisasi besar memicu momentum yang kemudian diikuti altcoin besar lain.
Korelasi ini memperkuat keyakinan analis bahwa jika Bitcoin menembus fase akselerasi baru, Dogecoin berpotensi mengikuti — dengan kenaikan yang lebih cepat karena sifatnya yang lebih volatil.
Momentum Fundamental dan Likuiditas Global
Selain faktor teknikal, kondisi makroekonomi juga berperan besar. Dalam dua siklus bull run sebelumnya, lonjakan Bitcoin bertepatan dengan periode ekspansi likuiditas global — saat bank sentral longgar terhadap suku bunga dan investor meningkatkan eksposur ke aset berisiko.
Dengan kondisi 2025 yang mulai menunjukkan penurunan tekanan inflasi dan potensi pelonggaran kebijakan moneter di beberapa wilayah, beberapa analis menilai situasinya bisa mengulangi momentum bullish seperti 2017 dan 2021.
Namun, mereka juga mengingatkan bahwa sinyal teknikal bukan jaminan absolut, sebab faktor eksternal seperti regulasi, geopolitik, dan volatilitas makro tetap bisa mempengaruhi arah pasar.