Model kecerdasan buatan asal China, DeepSeek AI, memproyeksikan bahwa harga XRP bisa naik hingga empat kali lipat pada akhir 2025.
Prediksi ini muncul di tengah momentum positif Ripple yang semakin dekat dengan Federal Reserve dan potensi perubahan besar pada sistem pembayaran digital di Amerika Serikat.
Menurut DeepSeek AI, kombinasi antara kemajuan regulasi, integrasi teknologi blockchain di sistem keuangan tradisional, dan permintaan institusional dapat membawa harga XRP ke kisaran USD 5–10. Saat ini, XRP masih berada di level sekitar USD 2,41.
Ripple Semakin Dekat ke Federal Reserve
Salah satu faktor yang memperkuat keyakinan AI model ini adalah langkah Ripple dalam mengajukan master account ke Federal Reserve.
Jika disetujui, Ripple akan mendapatkan akses langsung ke sistem pembayaran bank sentral AS, termasuk layanan FedNow, yang memungkinkan penyelesaian transaksi lintas bank secara real-time.
Langkah ini berpotensi menjadikan Ripple sebagai jembatan utama antara blockchain dan infrastruktur keuangan AS.
Dengan dukungan teknologi XRP Ledger, transaksi bisa dilakukan lebih cepat, efisien, dan dengan biaya rendah tanpa perantara tradisional.
Fed Buka Pintu untuk Aset Digital dan AI
The Federal Reserve baru-baru ini mengonfirmasi sedang mempelajari penerapan AI, tokenisasi, dan smart contract untuk meningkatkan efisiensi sistem pembayarannya.
Jika Ripple berhasil menjadi bagian dari eksperimen ini, XRP bisa mendapatkan status unik sebagai token yang diakui secara resmi dalam ekosistem keuangan AS.
Langkah ini juga dapat memperkuat posisi Ripple dalam persaingan dengan stablecoin dan jaringan pembayaran global seperti SWIFT.
Evernorth Resmi Melantai di NASDAQ
Kabar positif lainnya datang dari Evernorth, perusahaan treasury yang berfokus pada XRP, yang kini resmi terdaftar di NASDAQ.
Evernorth membeli XRP langsung dari bursa publik seperti Coinbase, Uphold, dan Kraken, bukan melalui skema OTC (over-the-counter).
Hal ini berarti permintaan riil terhadap XRP di pasar spot meningkat, menambah tekanan beli yang bisa mendorong harga naik secara alami.
Analis menilai langkah ini sebagai “sinyal supply shock”, di mana pasokan berkurang sementara permintaan meningkat.