Hubungan dagang antara Amerika Serikat dan China mulai menunjukkan tanda-tanda pelonggaran setelah berbulan-bulan ketegangan.
Sentimen positif ini diyakini analis terkenal Tom Lee bisa memberi dorongan baru bagi aset berisiko seperti Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH).
Melansir dari U.Today, kedua negara tengah mendekati kesepakatan dagang penuh setelah serangkaian pertemuan di KTT ASEAN Malaysia.
AS dikabarkan menunda penerapan tarif impor 100% terhadap produk China, sementara Beijing juga menunda pembatasan ekspor logam rare earth selama satu tahun.
Langkah ini memicu optimisme baru di pasar global yang sempat terguncang oleh perang tarif.
Co-founder Fundstrat Global Advisors, Tom Lee, menyebut bahwa pelonggaran tensi geopolitik ini bisa menjadi katalis positif bagi pasar saham AS maupun kripto.
Menurutnya, “trade detente” yang sedang berlangsung dapat meningkatkan minat investor terhadap aset berisiko karena risiko makro global menurun.
Lee menilai bahwa ketika ketidakpastian global berkurang, investor cenderung kembali masuk ke aset spekulatif seperti Bitcoin dan Ethereum, terutama di tengah ekspektasi terhadap penurunan suku bunga The Fed dalam waktu dekat.
Bitcoin dan Ethereum Rebound, Tapi Masih Waspada
Berdasarkan data terbaru, Bitcoin sempat menyentuh level tertinggi harian di US$115.000 pada Minggu (26/10), sementara Ethereum mendekati area US$4.200.
Namun, secara teknikal, keduanya masih berada di bawah rata-rata pergerakan 30 hari (MA30), artinya pasar belum sepenuhnya pulih dari koreksi yang terjadi awal bulan ini.
Sebelumnya, pasar kripto sempat mencatat likuidasi besar senilai US$19 miliar dalam 24 jam usai pengumuman tarif impor AS.
Kini, dengan redanya ketegangan, muncul harapan baru bahwa Bitcoin dan Ethereum bisa kembali ke tren bullish jika kesepakatan dagang benar-benar tercapai.
Optimisme Baru di Tengah Tekanan Pasar
Selain faktor geopolitik, data inflasi terbaru AS yang lebih lemah dari perkiraan turut meningkatkan peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Menurut riset 10x Research, kombinasi antara rate cut dan stabilitas geopolitik dapat memperkuat arus modal ke aset digital menjelang akhir tahun.
Meski begitu, analis tetap mengingatkan agar investor berhati-hati karena volatilitas pasar masih tinggi.
Harga Bitcoin masih sekitar 10% di bawah rekor tertinggi sepanjang masa di US$126.080.