Jelang pertemuan dagang antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping, pasar global menunjukkan tanda-tanda ketegangan baru.
Investor di seluruh dunia mulai berspekulasi soal arah kebijakan dagang kedua negara dengan ekspektasi tinggi terhadap kemungkinan gencatan senjata tarif.
Sinyal positif sempat muncul setelah pejabat AS menyebutkan bahwa kedua pihak telah mencapai kerangka kesepakatan yang mencakup penurunan tarif impor AS terhadap produk China serta pelonggaran ekspor rare earth dari Beijing.
Saham Naik, Emas Tertekan
Melansir dari Reuters, indeks saham utama seperti S&P 500 mencetak rekor baru dengan kenaikan 1%, sementara bursa Asia, termasuk Korea Selatan, Taiwan, dan Jepang yang juga bergerak positif.
Sebaliknya, harga emas sebagai aset safe haven justru turun, menandakan pergeseran minat investor ke aset berisiko, termasuk aset kripto.
Fenomena ini mengulang pola yang dikenal investor sebagai “TACO pattern” (Trump Always Chickens Out), istilah populer di Wall Street untuk menggambarkan kebiasaan Trump menggertak lewat kebijakan keras lalu melunak menjelang kesepakatan.
Analis multi-aset di Mizuho Bank, Evelyne Gomez-Liechti, mengatakan fenomena seperti ini sudah menjadi pola khas setiap kali Trump membuat pernyataan keras.
Gomez-Liechti bahkan menyebutnya sebagai “TACO pattern – Trump Always Chickens Out”, yaitu kecenderungan Trump menggertak besar-besaran sebelum akhirnya melunak.
Kepala Strategi Pasar di B. Riley Wealth, Art Hogan, juga menambahkan bahwa pasar kini berasumsi tarif rata-rata antara AS dan mitra dagangnya akan stabil di kisaran 15%.
Sejarah pun jadi pengingat. Menurut analis Global FX & Rates di Macquarie, Thierry Wizman, kesepakatan dagang AS–China kerap berakhir tanpa hasil konkret.
Investor Optimistis Tapi Waspada
Meski pasar bereaksi positif, sebagian analis menilai euforia ini bisa berumur pendek. Valuasi saham global saat ini sudah tergolong tinggi, terutama pada sektor berbasis kecerdasan buatan (AI).
Adapun Tracy Chen dari Brandywine Global memperingatkan bahwa kondisi pasar saat ini tidak simetris.
Kepala Strategi Pasar Zona Euro di Zurich Insurance Group, Ross Hutchison, mengatakan banyak manajer investasi masih berhati-hati.
Pandangan serupa disampaikan oleh Thomas Christiansen, Kepala Investasi di Union Bancaire Privée London.
Jika hasil pembicaraan Trump–Xi tidak sesuai ekspektasi, potensi koreksi pasar lebih besar dibandingkan peluang reli lanjutan.
Hati-Hati Risiko di Tengah Ekspektasi
Selain faktor geopolitik, kebijakan moneter Amerika juga menjadi sorotan. The Federal Reserve (The Fed) dikabarkan memangkas suku bunga sebesar 0,25% untuk menjaga likuiditas pasar.
Namun, analis memperingatkan risiko tetap besar jika kesepakatan Trump–Xi gagal memenuhi harapan pasar, mengingat sejarah hubungan dagang kedua negara yang kerap berakhir tanpa hasil konkret.
