Pasar kripto kembali bergejolak setelah Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke kisaran 3,75%–4,00% pada rapat FOMC tanggal 28–29 Oktober 2025.
Keputusan ini yang awalnya diharapkan menenangkan pasar justru memicu gelombang volatilitas besar di aset berisiko, termasuk Bitcoin (BTC).
Dalam satu jam sebelum pengumuman, data dari CoinGlass yang dilansir dari TheStreet mencatat lebih dari $100 juta posisi kripto terlikuidasi, dengan $55 juta di antaranya berasal dari BTC.
Secara total, likuidasi 24 jam menembus $550 juta, menunjukkan banyak trader terkena imbas gejolak pasar jelang keputusan The Fed.
Trader Short Baca Pasar Lebih Cepat
Beberapa trader derivatif tampak sudah mengantisipasi pergerakan ini.
Trader populer KillaXBT memperingatkan bahwa meski pemangkasan suku bunga sudah diprediksi, Bitcoin masih berpotensi melemah jika gagal bertahan di atas area teknikal $108.000.
Ia menilai, jika level tersebut tembus, harga Bitcoin bisa turun ke bawah $100.000.
Prediksi itu nyaris tepat. Setelah pengumuman The Fed, Bitcoin turun 4,4% menjadi sekitar $109.674, dengan kapitalisasi pasar menyusut ke $2,18 triliun.
Trader yang membuka posisi short sebelum keputusan Fed pun berhasil meraup untung besar dari lonjakan volatilitas ini.
Faktor Historis: FOMC Selalu Picu Tekanan di Bitcoin
Menurut analis kripto Ali Martinez (@ali_charts), pola ini bukan hal baru.
Dari enam pertemuan FOMC sepanjang 2025, lima di antaranya berujung pada koreksi harga Bitcoin dengan rentang penurunan 6% hingga 27%.
Data tersebut memperkuat pandangan bahwa FOMC cenderung memicu aksi jual di pasar kripto, bahkan ketika keputusan bank sentral dianggap “dovish”.
Skeptisisme terhadap Status “Safe Haven” Bitcoin
Ekonom pro-emas Peter Schiff juga turut menyoroti penurunan Bitcoin bersamaan dengan melemahnya harga emas dan menguatnya Nasdaq.
