Harga Bitcoin (BTC) kembali goyah. Pada Rabu (5/11), nilai BTC sempat jatuh ke level $99.000, menembus batas psikologis penting di $100.000 untuk pertama kalinya sejak Juni.
Kejatuhan ini langsung memicu efek domino ke seluruh pasar kripto, menghapus sekitar $300 miliar kapitalisasi pasar global hanya dalam hitungan jam.
Panic Selling Setelah Level Psikologis Jebol
Level $100.000 selama ini dianggap batas psikologis yang kuat bagi Bitcoin. Begitu harga menembus di bawahnya, aksi jual besar-besaran pun terjadi.
Investor ritel dan institusi bereaksi cepat, memicu gelombang likuidasi senilai $1,4 miliar dalam 24 jam terakhir.
Kondisi Makro Tekan Aset Berisiko
Faktor makroekonomi menjadi pemicu utama di balik penurunan ini. Ancaman tarif perdagangan baru dan kemungkinan jeda pemangkasan suku bunga The Fed membuat selera risiko investor menurun tajam.
Ketidakpastian kebijakan pemerintah Amerika Serikat juga memperburuk sentimen pasar, mendorong investor berpindah dari aset berisiko seperti kripto ke instrumen yang lebih aman.
Sementara itu, dolar AS menguat tipis setelah pemangkasan suku bunga pada September, mempersempit ruang pemulihan bagi aset kripto.
Kombinasi antara penguatan dolar dan tekanan makro membuat reli Bitcoin yang sebelumnya kuat kini tersendat.
Baca juga berita terkait: Analis Prediksi Bitcoin Bisa Anjlok ke $80 Ribu, Panik Nggak Nih?
Level Support Berikutnya di $98.000
Setelah penurunan di bawah $100.000, para analis kini menyoroti area $98.000 sebagai zona support penting. Level ini menjadi area likuiditas tinggi, tempat banyak order beli menunggu.
Jika tekanan jual berlanjut dan harga menembus di bawah $98.000, potensi koreksi lanjutan ke kisaran $95.000 bisa terbuka.
Namun, jika rebound terjadi dari area ini, pasar bisa melihat konsolidasi sementara di kisaran $100.000–$102.000 sambil menunggu kejelasan arah kebijakan ekonomi global.