Pasar kripto kembali menunjukkan tanda-tanda bahaya. Setelah Bitcoin (BTC) menembus support penting di bawah US$105.000 (sekitar Rp1,75 miliar), kini giliran altcoin yang tampak berada di ambang kejatuhan.
Data teknikal terbaru memperlihatkan bahwa kapitalisasi pasar altcoin (ALTCAP) sedang membentuk pola yang mirip dengan awal fase koreksi besar.
Sinyal Teknis Mulai Mengarah ke Bearish
Grafik ALTCAP menunjukkan pergerakan lima gelombang naik sejak Juni 2022, mencakup seluruh fase bull market dua tahun terakhir. Namun, kenaikan itu kini dinilai telah selesai.
Pergerakan harga altcoin yang sempat menembus resistance tertinggi sepanjang masa di US$1,60 triliun kini justru gagal bertahan dan kembali turun di bawahnya.
Menurut analis teknikal, pola seperti ini biasanya diikuti pembalikan arah tajam ke bawah, tanda awal bahwa reli besar sudah berakhir.
Dua indikator utama memperkuat sinyal tersebut. Relative Strength Index (RSI) saat ini berada di level 50, ambang batas antara tren naik dan turun, sementara Moving Average Convergence Divergence (MACD) baru saja melakukan bearish cross.
Kombinasi dua sinyal ini secara historis sering menandakan awal fase koreksi mendalam.
Kapitalisasi Altcoin Bisa Turun ke US$1,2 Triliun
Dengan kondisi saat ini, altcoin masih bergerak dalam pola ascending parallel channel, namun tekanan jual terus meningkat.
Jika breakdown terjadi, kapitalisasi altcoin berpotensi jatuh menuju area US$1,20 triliun, bahkan lebih rendah jika tren negatif berlanjut.
Kehilangan area ini bisa menjadi awal dari fase penurunan baru di pasar altcoin yang dapat berlangsung hingga akhir tahun.
Analis menilai bahwa sebagian besar altcoin utama seperti Ethereum (ETH), Solana (SOL), dan Avalanche (AVAX) kini berada di titik rawan. Banyak di antaranya sudah kehilangan momentum kenaikan dan mencatat volume perdagangan menurun dalam dua minggu terakhir.