Flare Network sedang mencuri perhatian di dunia kripto karena menggabungkan konsep tokenisasi aset, staking, dan interoperabilitas lintas blockchain. Dengan potensi kemunculan ETF (Exchange-Traded Fund) berbasis Flare, banyak investor mulai melirik proyek ini sebagai peluang baru untuk memperluas portofolio mereka.
Artikel ini akan mengulas konsep Flare Network, bagaimana tokenisasi dan staking bekerja di dalamnya, serta peluang diversifikasi yang mungkin muncul dari kehadiran ETF Flare Network.
Apa Itu Flare Network?
Flare Network adalah blockchain layer-1 yang kompatibel dengan Ethereum Virtual Machine (EVM), artinya kamu bisa menjalankan smart contract di atasnya seperti di Ethereum.
Namun, keunggulan utama Flare bukan hanya kompatibilitas EVM, melainkan kemampuannya menghadirkan interoperabilitas lintas blockchain—menghubungkan aset dari berbagai ekosistem agar bisa digunakan dalam satu jaringan.
Flare memiliki dua teknologi penting: State Connector dan FTSO (Flare Time Series Oracle).
State Connector memungkinkan jaringan Flare mengambil data dari blockchain lain atau sumber eksternal dengan cara yang aman dan terdesentralisasi.
FTSO berfungsi sebagai sistem oracle yang memberikan data harga dan waktu secara real-time ke aplikasi di jaringan.
Dengan dua fondasi ini, Flare menciptakan ekosistem yang memungkinkan aset non-smart contract seperti XRP, BTC, atau DOGE digunakan dalam dunia DeFi. Token aslinya, FLR, digunakan untuk transaksi, staking, serta partisipasi dalam tata kelola jaringan (governance).