Jakarta – Pasar kripto kembali melemah pada Senin (1/12/2025), dengan jajaran aset utama seperti Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), dan Solana (SOL) mengalami koreksi signifikan. Berdasarkan data Coinmarketcap pukul 18.11 WIB, harga Bitcoin anjlok 5,36% dalam 24 jam terakhir ke posisi USD 86.485 atau sekitar Rp 1,43 miliar, meski masih naik tipis 0,61% dalam sepekan.
Ethereum turun 5,81% ke USD 2.836, sementara Solana merosot 7,18% menjadi USD 126,94. Koreksi ini terjadi setelah aksi jual besar-besaran yang dipicu likuidasi leverage senilai USD 19 miliar pada Oktober, hanya beberapa hari setelah Bitcoin mencetak rekor tertinggi di USD 126.251.
Menurut analis FalconX, Sean McNulty, minimnya arus masuk ke ETF Bitcoin menjadi kekhawatiran utama pasar. Ia menilai tekanan struktural berpotensi berlanjut dan menyebut USD 80.000 sebagai level support penting berikutnya. Kondisi makro turut memberikan tekanan, termasuk kenaikan imbal hasil obligasi Jepang serta potensi perubahan arah suku bunga AS menjelang 2026.
Korsel Curigai Korut di Balik Peretasan Upbit Rp 506 Miliar
Di sisi lain, Korea Selatan mencurigai kelompok peretas Lazarus Group yang berafiliasi dengan intelijen Korea Utara berada di balik peretasan bursa kripto Upbit, yang menyebabkan penarikan ilegal senilai 44,5 miliar won atau sekitar USD 30,4 juta (Rp 506,8 miliar).
Otoritas keamanan dan siber Korsel tengah memeriksa sistem Upbit dan mendalami indikasi keterlibatan Lazarus, yang juga pernah dikaitkan dengan pencurian kripto senilai 58 miliar won pada 2019. Insiden peretasan terjadi hanya beberapa jam sebelum perusahaan raksasa Korea, Naver, mengumumkan akuisisi operator Upbit, Dunamu.
Penyelidikan masih berlangsung, sementara Upbit—bursa kripto terbesar di Korea Selatan—menegaskan tengah menilai skala dan dampak kerugian akibat serangan tersebut.