Pasar kripto hari ini diwarnai tiga perkembangan besar, yakni Tether tepis isu yang guncang kepercayaan publik, Strategy memberi kejelasan soal potensi penjualan Bitcoin di masa sulit, dan Nasdaq memastikan akan mempercepat langkah menuju era tokenisasi saham.
Ketiganya memberi gambaran jelas bahwa industri aset digital sedang berada di persimpangan besar, antara ketidakpastian regulasi, strategi korporasi dan inovasi finansial.
Tether Klaim SnP Berlebih Menyoal Transparansi
Tether akhirnya merespon kritik dan kekhawatiran yang muncul dari sejumlah influencer kripto serta lembaga pemeringkat SnP Global. Melansir dari cointelegraph.com, pangkal persoalannya adalah penurunan peringkat USDt menjadi kategori ‘weak’ dalam kemampuan mempertahankan peg dolar.
CEO Tether, Paolo Ardonio menolak keras sentimen negatif tersebut. Ia mengungkap bahwa:
- Total aset Tether Group di Q3 2025 mencapai US$ 215 miliar.
- Liabilitas stablecoin hanya US$ 184,5 miliar.
- Tether memiliki US$ 7 miliar kelebihan ekuitas + US$ 23 miliar retained earnings.
Dengan kata lain, Ardoini ingin menegaskan bahwa Tether memiliki bantalan likuditas yang sangat besar dan jauh dari kondisi rapuh seperti yang dikhawatirkan sebagian pihak.
Menurutnya, penilaian SnP mengabaikan fakta penting, karena cadangan Tether jauh melebihi jumlah token yang beredar.
Strategy: Kami akan Jual Bitcoin Jika Tidak Ada Jalan Lain
CEO dari perusahaan Strategy, yakni Phong Le juga memberikan pernyataan penting terkait strategi treasury perusahaan, yang selama ini dikenal agresif mengakumulasi Bitcoin.
Dalam wawancaranya terbarunya, Le menjelaskan bahwa perusahaan hanya akan menjual Bitcoin jika dua kondisi ekstrem terjadi sekaligus:
- Harga saham Strategy jatuh di bawah net asset value (mNAV).
- Perusahaan kehilangan akses ke pendanaan baru.
Ia menyebut keputusan menjual BTC akan menjadi ‘langkah matematis, bukan emosional’, untuk melindungi Bitcoin yield per share, metrik inti yang menjadi dasar strategi perusahaan.
Ia menegaskan bahwa menjual Bitcoin bukanlah rencana utama. Tetapi bila penjualan saham baru justru lebih merugikan pemegang saham, maka melepas sebagian BTC adalah pilihan rasional.
“Saya tidak ingin menjadi perusahaan yang menjual Bitcoin. Tapi disiplin finansial tetap harus diutamakan,” ungkap Le.
Nasdaq Siap Gaspol Tokenisasi Saham
Sementara itu, Nasdaq memberikan sinyal jelas bahwa mereka ingin menjadi salah satu pemain utama di era tokenisasi nyata.
Kepala strategi aset digital, Matt Savarese menyampaikan bahwa proposal Nasdaq untuk menawarkan saham versi tokenized kini menjadi prioritas utama.
Ketika ditanya oleh CNBC apakah SEC bisa menyetujuinya tahun ini, Savarese menyatakan bahwa mereka akan bergerak secepat mungkin.
Ia menambahkan, proses berikutnya yakni:
- meninjau komentar publik
- menjawab pertanyaan SEC
- mendorong proses regulasi tanpa penundaan.