Jakarta – Perusahaan Strategy Inc milik Michael Saylor memperkuat posisi keuangannya dengan meningkatkan cadangan kas menjadi USD 2,19 miliar atau sekitar Rp 36,78 triliun. Langkah ini diambil seiring keputusan perusahaan untuk menghentikan sementara pembelian Bitcoin (BTC) pada pekan lalu, di tengah persiapan menghadapi potensi “musim dingin kripto” yang berkepanjangan.
Mengutip Yahoo Finance, Strategy berhasil menghimpun dana sebesar USD 748 juta melalui penjualan saham biasa dalam periode tujuh hari yang berakhir pada 21 Desember 2025. Dana tersebut diperoleh setelah sebelumnya perusahaan menggelontorkan sekitar USD 2 miliar untuk membeli Bitcoin dalam dua pekan terakhir, sehingga total kepemilikan BTC Strategy kini mencapai sekitar USD 60 miliar atau setara Rp 1.007 triliun.
Awal bulan ini, Strategy juga membentuk cadangan khusus sebesar USD 1,4 miliar untuk mendanai pembayaran dividen dan bunga di masa depan. Langkah tersebut dilakukan guna meredam kekhawatiran investor bahwa perusahaan dapat terpaksa menjual Bitcoin apabila harga aset kripto terus melemah.
Bitcoin sendiri telah terkoreksi sekitar 30 persen sejak mencapai rekor tertinggi pada awal Oktober. Sementara itu, saham Strategy dilaporkan anjlok lebih dari 50 persen dalam periode yang sama. Di sisi lain, bisnis perangkat lunak perusahaan dinilai belum mampu menghasilkan arus kas bebas yang cukup untuk menutup kewajiban dividen dan bunga.
Meski demikian, CEO Strategy, Fong Lee, menegaskan komitmen jangka panjang perusahaan terhadap Bitcoin. Ia menepis spekulasi soal potensi penjualan BTC dan menekankan bahwa Strategy tidak memperdagangkan Bitcoin, melainkan terus mengakumulasinya tanpa terpengaruh pergerakan harga.
Saat ini, Strategy tercatat memiliki sekitar 650.000 BTC, setara lebih dari 3 persen dari total pasokan Bitcoin yang beredar. Lee menyebut penjualan BTC hanya mungkin terjadi dalam skenario ekstrem, yakni kolaps multi-tahun Bitcoin yang diiringi penurunan valuasi perusahaan secara bersamaan. Menurutnya, skenario tersebut bukan isu jangka pendek dan lebih relevan untuk tahun 2029, bukan 2025. LGO99
Dalam strategi jangka panjangnya, Strategy juga mengandalkan instrumen pembiayaan baru berupa perpetual preferred shares. Lee menilai produk ini berpotensi menjadi “mesin modal” yang tidak mendilusi saham serta mampu menjaga keberlanjutan akumulasi Bitcoin dalam beberapa tahun ke depan.