Jakarta – Harga Bitcoin (BTC) dan Ethereum (ETH) kompak menguat tipis pada perdagangan Selasa pagi, 23 Desember 2025. Meski demikian, pergerakan keduanya masih cenderung terbatas di tengah tekanan jual dan dinamika pasar global.
Berdasarkan data CoinMarketCap, harga Bitcoin naik 0,24 persen dalam 24 jam terakhir dan menguat 3,03 persen secara mingguan. Saat ini, Bitcoin diperdagangkan di level USD 88.624 atau sekitar Rp1,48 miliar. Total kapitalisasi pasar kripto tercatat sedikit melemah 0,04 persen menjadi USD 2,99 triliun.
Financial Expert Ajaib, Panji Yudha, mengungkapkan bahwa dari sisi institusi, perdagangan ETF Bitcoin pekan lalu mencatat arus keluar bersih (net outflow) cukup besar, mencapai USD 497 juta. Meski begitu, investor ritel dinilai masih agresif memanfaatkan koreksi harga di bawah level psikologis USD 90.000.
Menurut Panji, penurunan aset kelolaan (AUM) ETF Bitcoin ke USD 114,87 miliar masih mencerminkan struktur pasar yang relatif netral dan berpotensi menjaga momentum jangka panjang. Sepanjang periode 15–21 Desember, Bitcoin bergerak di kisaran USD 85.000 hingga USD 89.000 dan berulang kali gagal menembus level USD 90.000. Namun, terdapat potensi penguatan menuju USD 94.000 dalam waktu dekat.
Ethereum juga menunjukkan pola serupa dengan berupaya bertahan di atas level psikologis USD 3.000. Dari sisi sentimen, pasar mendapat dorongan positif dari Amerika Serikat, menyusul munculnya draf diskusi di parlemen yang mengusulkan keringanan pajak bagi pengguna kripto harian. Usulan tersebut mencakup pembebasan pajak keuntungan modal untuk transaksi kecil menggunakan stablecoin serta opsi penangguhan pajak untuk imbal hasil staking dan mining.
Di sisi lain, tekanan pasar masih terasa akibat aksi jual dari pemegang jangka panjang Bitcoin. Data menunjukkan bahwa koin yang disimpan selama bertahun-tahun kembali beredar dalam jumlah besar, membuat harga sulit menemukan level penopang yang kuat. Sepanjang 2025, hampir USD 300 miliar Bitcoin yang sebelumnya tidak aktif kembali masuk ke pasar. WWBOLA
Analis menilai kondisi ini mencerminkan penurunan bertahap yang dipicu penjualan spot secara konsisten, sehingga membuat proses pemulihan harga menjadi lebih menantang.