Prediksi harga Bitcoin kembali memanas setelah salah satu tokoh dari dunia kripto asal AS, Jesse Pollak menyebut aset kripto terbesar itu berpotensi mencapai $200.000 pada 2026.
Pernyataan ini langsung memicu diskusi luas, mulai dari optimisme hingga keraguan di kalangan pelaku pasar.
Pollak juga memperkirakan Bitcoin bisa berada di sekitar $115.000 pada akhir 2025, sebelum melanjutkan kenaikan pada tahun berikutnya.
Meski angka tersebut terdengar ambisius, pasar menilai prediksi ini perlu dibaca dengan sikap hati-hati.
Pernyataan Pollak Picu Pro dan Kontra
Prediksi tersebut dibagikan oleh CoinDesk melalui X. Namun, hingga kini tidak ada pemaparan data rinci atau model ekonomi yang secara spesifik mendukung target harga tersebut.
Sebagian pelaku pasar melihat pernyataan ini sebagai pandangan pribadi, bukan proyeksi berbasis riset institusional.
Keraguan muncul karena prediksi serupa di masa lalu, baik dari Pollak maupun tokoh kripto lain, sering kali meleset akibat volatilitas pasar yang ekstrem.
Di sisi lain, ada juga investor yang menilai proyeksi ini mencerminkan sentimen jangka panjang terhadap adopsi Bitcoin, terutama jika dukungan regulasi dan infrastruktur terus berkembang.
Pasar Bitcoin Tetap Bergerak Dinamis
Reaksi pasar terhadap prediksi Pollak tergolong beragam. Tidak terlihat lonjakan harga yang signifikan setelah pernyataan tersebut, menandakan pelaku pasar belum sepenuhnya menganggapnya sebagai katalis utama.
Hal ini mencerminkan kondisi pasar kripto yang kini lebih selektif. Investor cenderung menunggu konfirmasi data, seperti arus dana institusional, kebijakan moneter global, dan stabilitas makro, sebelum merespons target harga ekstrem.
Sejumlah analis juga mengingatkan bahwa ketidakpastian regulasi dan faktor ekonomi global masih menjadi variabel besar yang dapat memengaruhi arah Bitcoin menuju 2026.
Antara Optimisme dan Realisme
Prediksi harga tinggi seperti $200.000 menyoroti sisi spekulatif pasar kripto. Namun, banyak pelaku pasar kini menilai narasi saja tidak lagi cukup tanpa dukungan metrik yang jelas.
Sejarah menunjukkan Bitcoin memang pernah melampaui ekspektasi, tetapi juga kerap mengalami koreksi tajam.
Karena itu, sebagian investor memilih memandang prediksi Pollak sebagai skenario optimistis, bukan kepastian.
Pendekatan yang lebih realistis, menurut pengamat pasar, adalah memantau tren adopsi, likuiditas, dan sentimen risiko global, alih-alih terpaku pada satu angka target.