Jakarta — Otoritas kejahatan keuangan India, Enforcement Directorate (ED), memperluas penyelidikan kasus dugaan penipuan kripto yang terkait praktik pencucian uang. ED melakukan penggeledahan serentak di 21 lokasi yang tersebar di Karnataka, Maharashtra, dan New Delhi.
Langkah ini merupakan bagian dari penyelidikan berdasarkan Prevention of Money Laundering Act (PMLA), dengan kasus terdaftar atas nama 4th Bloc Consultants dan sejumlah individu lainnya. Penyidikan berawal dari laporan polisi dan informasi intelijen kepolisian Karnataka.
ED menyebut kasus ini sebagai skema penipuan keuangan terorganisasi yang telah berlangsung sejak 2015.
Para pelaku diduga mengoperasikan platform investasi kripto palsu yang dibuat menyerupai situs perdagangan kripto asli. Mereka menjanjikan imbal hasil tinggi, menggunakan foto tokoh publik dan “pakar kripto” palsu, serta memberi keuntungan kecil kepada investor awal untuk memancing setoran dana lebih besar.
Skema ini dipromosikan melalui Facebook, Instagram, WhatsApp, dan Telegram, lengkap dengan sistem bonus referral untuk memperluas jaringan korban, termasuk investor dari luar negeri.
Dana hasil penipuan diduga dialirkan melalui dompet kripto, perusahaan cangkang, rekening bank luar negeri, jalur hawala, hingga transaksi kripto P2P. Sebagian dana juga digunakan langsung untuk pembelian aset kripto. wwbola
ED kini menelusuri aset bergerak dan tidak bergerak, baik di India maupun luar negeri, yang diduga berasal dari hasil kejahatan. Hingga saat ini, belum ada penangkapan resmi yang diumumkan.
Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pembaca. Selalu lakukan riset sebelum membeli atau menjual aset kripto.