ETF Bitcoin mengalami tekanan berat sepanjang 2025 setelah harga Bitcoin anjlok tajam dari rekor tertingginya. Setelah menyentuh all-time high $126.270 pada 6 Oktober, Bitcoin turun sekitar 36% hingga 22 November, memicu arus keluar dana besar-besaran dari ETF spot.
Data menunjukkan total outflow ETF Bitcoin mencapai $3,7 miliar pada November, menjadi yang terbesar sepanjang sejarah. Penurunan ini sejalan dengan performa bulanan Bitcoin terburuk dalam tiga tahun terakhir.
Namun sejak 22 November, harga Bitcoin mulai pulih lebih dari 7%, memberi sinyal bahwa tekanan jual mulai mereda. Pergerakan ini juga tercermin pada ETF yang kembali stabil setelah fase penurunan tajam.
Kenapa ETF Bitcoin Bisa Bangkit di 2026?
Meski prediksi harga Bitcoin untuk 2026 bervariasi, arah besarnya dinilai tetap positif. Beberapa proyeksi konservatif memperkirakan kenaikan terbatas, sementara proyeksi agresif menilai Bitcoin berpotensi naik tajam jika sentimen makro mendukung.
Dilansir dari Market Beat, rasio volatilitas Bitcoin terhadap emas juga dilaporkan menurun. Ini menandakan pergerakan Bitcoin mulai lebih stabil, mendekati karakter aset lindung nilai.
Selain itu, laporan prospek investasi global 2026 menyoroti utang pemerintah dunia yang telah melampaui $100 triliun. Kondisi ini mendorong investor mencari alternatif di luar aset konvensional, termasuk kripto.
Peran ETF dalam Siklus Pemulihan Bitcoin
ETF Bitcoin memberikan jalur masuk yang lebih mudah bagi investor tradisional untuk mendapatkan eksposur ke Bitcoin. Setiap unit ETF mewakili kepemilikan fraksional atas Bitcoin yang disimpan secara institusional.
Meski sempat mengalami outflow besar, salah satu ETF Bitcoin terbesar masih mencatat kapitalisasi pasar di atas $73 miliar. Likuiditasnya juga tetap tinggi, dengan volume harian mencapai puluhan juta unit, menandakan minat belum hilang.
Koreksi harga justru membuat ETF berada di posisi yang lebih menarik jika Bitcoin benar-benar memasuki fase pemulihan di 2026.