Solana (SOL) mulai dipandang memiliki potensi imbal hasil lebih besar dibanding Ethereum (ETH) menjelang 2026.
Perbedaan arah pengembangan jaringan, aliran dana institusional, hingga struktur ekonomi on-chain menjadi faktor utama yang mendorong perubahan sentimen pasar.
Ethereum masih menjadi blockchain dengan tingkat kepercayaan tinggi di kalangan institusi. Namun, ketergantungannya pada Layer 2 dinilai membuat pertumbuhan nilai asetnya tidak lagi seagresif sebelumnya.
Di sisi lain, Solana datang dengan narasi berbeda, yakni aktivitas jaringan yang padat, peningkatan pendapatan protokol, dan masuknya dana ETF dalam jumlah signifikan.
Aktivitas On-Chain Jadi Pembeda Utama
Sepanjang 2025, Solana mencatat lonjakan aktivitas jaringan yang kuat. Pendapatan on-chain Solana tumbuh 186 persen secara tahunan, mencerminkan tingginya penggunaan jaringan secara nyata, bukan sekadar spekulasi harga.
Sebaliknya, aktivitas Ethereum di Layer 1 terus menurun karena biaya transaksi yang tinggi. Banyak pengguna ritel dan aplikasi berpindah ke Layer 2 seperti Arbitrum, Optimism, dan Base.
Dampaknya, likuiditas Ethereum menjadi terfragmentasi dan nilai ekonomi tidak sepenuhnya kembali ke jaringan utama.
Perbedaan ini membuat pasar menilai Solana memiliki keterkaitan yang lebih langsung antara penggunaan jaringan dan potensi pertumbuhan nilai asetnya.
ETF Dorong Narasi Institusional ke Solana
Salah satu katalis terkuat datang dari pasar ETF. Sejak akhir Oktober 2025, produk ETF Solana dari beberapa manajer aset besar mencatat arus masuk dana sekitar 476 juta dolar AS selama 19 hari berturut-turut.
Menariknya, arus masuk ini terjadi saat ETF Bitcoin dan Ethereum justru mengalami tekanan arus keluar. Investor institusional memanfaatkan koreksi harga Solana sebagai titik masuk, bukan sinyal risiko.
Beberapa ETF Solana juga memberikan eksposur terhadap staking reward, sehingga investor tidak hanya mendapatkan potensi kenaikan harga, tetapi juga pendapatan dari aktivitas jaringan.
Sementara itu, ETF Ethereum masih mencatat minat yang stabil, namun alirannya cenderung datar dan didominasi oleh penyesuaian portofolio, bukan pembelian agresif baru.
Struktur Ekonomi Solana Dinilai Lebih Efisien
Melansir dari 247Wallst, perbedaan besar lainnya terletak pada cara nilai ekonomi mengalir di masing-masing jaringan.
Di Solana, biaya transaksi dan aktivitas jaringan langsung memperkuat insentif validator dan staker. Model ini menciptakan siklus ekonomi yang lebih rapat, di mana peningkatan aktivitas berbanding lurus dengan penguatan fundamental jaringan.
Ethereum menghadapi tantangan berbeda. Sebagian besar nilai ekonomi kini tersebar ke berbagai Layer 2, termasuk sequencer dan penyedia staking.
Akibatnya, hubungan antara penggunaan jaringan dan penguatan nilai ETH menjadi kurang langsung dibandingkan masa sebelumnya.