Pasar global diperkirakan memasuki periode volatilitas tinggi menjelang penutupan tahun, seiring likuiditas yang menipis dan potensi rotasi modal lintas aset. Fokus investor kini tertuju pada logam mulia, khususnya perak, emas dan platinum, yang dinilai menjadi awal pemicu awal pergerakan lanjutan di pasar kripto, termasuk Bitcoin.
Analis pasar kripto populer, yakni Michael van de Poppe mengatakan bahwa tekanan dan peluang volatilitas meningkat tajam pada pekan terakhir tahun ini. Menurutnya, lonjakan tajam pada logam mulia mencerminkan ketidakseimbangan pasar yang berpotensi mendorong pergeseran modal ke aset beresiko lebih tinggi, termasuk Bitcoin.
Berdasarkan update terbarunya di media sosial X, Poppe menilai premi perak saat ini berada di level ekstrem, dengan harga fisik di Dubai dilaporkan telah menyentuh sekitar US$ 91, jauh di atas harga pasar berjangka.
Ketimpangan tersebut menunjukkan ketegangan pasokan yang biasanya menjadi pertanda fase volatilitas lanjutan di berbagai kelas aset.
“Kondisi likuiditas yang rendah selama periode liburan turut memperbesar potensi pergerakan harga yang tajam,” ungkap Poppe.
Poppe menjelaskan, dengan volume perdagangan yang menipis, aliran modal dalam jumlah relatif kecil pun dapat memicu pergerakan signifikan. Dalam konteks ini, ia memperkirakan volatilitas pasar akan “menembus atap” dalam beberapa hari ke depan.
Selain itu, dia juga melihat peluang penguatan pada aset kripto utama, yakni Bitcoin. Menurutnya, rotasi modal dari logam mulia dan aset defensif berpotensi mendorong Bitcoin menembus US$ 90.000 dalam waktu dekat.
“Jika level tersebut berhasil dilewati, saya yakin momentum dapat berlanjut menuju area US$ 100.000, seiring kembalinya minat spekulatif dan meningkatnya arus modal jangka pendek,” ujarnya.
Pandangan ini muncul di tengah fase pasar yang sensitif terhadap perubahan sentimen global. Kenaikan tajam pada perak dan emas seringkali menandai ketegangan likuiditas atau pencarian lindung nilai, yang pada tahap berikutnya dapat diikuti oleh aliran modal ke aset alternatif seperti kripto.
Kendati demikian, Poppe mengingatkan bahwa volatilitas tinggi juga membawa resiko.
“Pergerakan yang cepat dan tajam di pasar dengan likuiditas rendah dapat memperbesar fluktuasi dua arah,” pungkas Poppe.
Bagi pelaku pasar, periode ini menuntut kehati-hatian esktra dalam mengelola resiko, meski peluang keuntungan jangka pendek terlihat semakin terbuka.