JPMorgan Chase dilaporkan tengah menjajaki kemungkinan menyediakan layanan perdagangan aset kripto bagi klien institusionalnya. Langkah ini berpotensi menjadi perluasan signifikan bagi bank tradisional terbesar di Amerika Serikat tersebut dalam memperdalam keterlibatan di industri aset digital.
Berdasarkan laporan Bloomberg pada Senin (22/12/2025), JPMorgan sedang mengevaluasi berbagai produk dan layanan di divisi pasar modalnya sebagai bagian dari eksplorasi masuk ke perdagangan kripto. Opsi yang dipertimbangkan mencakup perdagangan aset kripto di pasar spot maupun derivatif. Namun, rencana tersebut masih bersifat internal dan belum diumumkan secara resmi ke publik.
Pengembangan layanan ini disebut masih berada pada tahap awal dan dipicu oleh meningkatnya minat klien institusional, seiring perubahan lanskap regulasi di Amerika Serikat. Sejak Januari, pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengeluarkan sejumlah kebijakan yang dinilai lebih ramah terhadap industri kripto, termasuk pengesahan undang-undang pembayaran stablecoin atau GENIUS Act.
Jika terealisasi, langkah JPMorgan akan menandai pendalaman hubungan yang lebih serius dengan industri aset digital, sekaligus mencerminkan perubahan sikap manajemen puncak terhadap kripto. CEO JPMorgan Jamie Dimon sebelumnya dikenal sebagai salah satu pengkritik keras Bitcoin.
Namun, sikap tersebut mulai melunak dalam beberapa tahun terakhir. Pada Juli, Dimon menyatakan dirinya percaya pada utilitas stablecoin dan mengakui manfaat teknologi blockchain, meski tetap mempertahankan pandangan skeptis terhadap sebagian aset kripto.
Di sisi lain, JPMorgan juga sempat menjadi sorotan setelah CEO Strike Jack Mallers mengklaim pada November bahwa rekening perusahaannya ditutup secara sepihak tanpa penjelasan. Dimon membantah tudingan praktik debanking berdasarkan afiliasi politik atau agama dalam wawancara terpisah pada Desember.
Langkah JPMorgan Berpotensi Legitimasi Kripto di Wall Street
Sementara itu, Analis menilai potensi masuknya JPMorgan ke perdagangan kripto institusional dapat membawa dampak luas bagi industri. Mengutip laporan CoinDesk, Owen Lau, analis dari ClearStreet, kehadiran JPMorgan akan semakin melegitimasi kripto di mata institusi keuangan tradisional dan memperluas jalur distribusi bagi aset digital.
Lau menilai bahwa bank-bank besar kemungkinan akan berperan sebagai perantara atau broker, sementara eksekusi transaksi tetap dilakukan melalui platform kripto yang sudah mapan. Dalam skema tersebut, platform seperti Coinbase Prime dan Bullish berpeluang menjadi penyedia likuiditas dan pencocokan order bagi transaksi institusional yang disalurkan melalui JPMorgan.
Pandangan serupa disampaikan analis Compass Point, Ed Engel. Ia menyebut keterlibatan Wall Street memang memperluas pasar aset digital, tetapi juga meningkatkan persaingan. Menurutnya, perusahaan seperti Galaxy Digital dan Bullish berpotensi diuntungkan oleh meningkatnya partisipasi institusional, sementara pemain seperti Coinbase dan Circle dapat menghadapi tekanan margin akibat kompetisi harga, terutama pada layanan perdagangan spot dasar.
Engel juga menilai bahwa meningkatnya aktivitas institusional akan mendorong volume perdagangan di pasar spot dan derivatif, serta meningkatkan permintaan terhadap layanan kustodi dan pinjaman kripto. Segmen layanan bernilai tambah tinggi dinilai lebih tahan terhadap tekanan biaya dibandingkan layanan berbiaya rendah.
Bukan Satu-satunya Bank Tradisional yang Terbuka ke Kripto
JPMorgan bukan satu-satunya bank besar yang memperluas layanan aset digital. Di Eropa, bank asal Prancis BPCE dilaporkan tengah bersiap meluncurkan layanan perdagangan kripto untuk nasabah ritel, yang akan menjadikannya salah satu bank Uni Eropa yang menawarkan layanan tersebut secara langsung.
Sementara itu, BNY Mellon pada November lalu meluncurkan produk reksa dana pasar uang yang digunakan untuk menyimpan cadangan penerbit stablecoin di Amerika Serikat. Langkah tersebut dilakukan sebagai respons terhadap ketentuan GENIUS Act yang mewajibkan cadangan bagi penerbit stablecoin.
Hingga kini, JPMorgan belum mengonfirmasi secara resmi peluncuran layanan perdagangan kripto untuk klien institusional. Namun, mengingat langkah-langkah sebelumnya seperti pengembangan stablecoin internal dan eksplorasi penyelesaian transaksi berbasis blockchain, rencana tersebut dinilai semakin masuk akal dan berpeluang terealisasi dalam waktu ke depan.