Dalam pidato yang disampaikan pada Goldman Sachs Builders and Innovators Summit pada Oktober 2025, CEO Coinbase Brian Armstrong menguraikan tantangan yang menurutnya akan membentuk fase selanjutnya dari keuangan digital: sistem kecerdasan buatan mungkin akan segera perlu melakukan pembayaran secara otomatis, tetapi tidak dapat membuka rekening bank tradisional karena aturan verifikasi identitas.
Armstrong berpendapat bahwa kesenjangan ini menempatkan stablecoin sebagai instrumen paling praktis untuk transaksi antar mesin, karena peraturan keuangan saat ini memerlukan verifikasi identitas yang tidak dapat dipenuhi oleh AI.
Menurut Armstrong, sistem keuangan saat ini masih terikat pada persyaratan “kenali pelanggan Anda” (know-your-customer). Meskipun pengguna manusia dapat mengotorisasi pembelian satu kali dengan kartu kredit, ia menyatakan bahwa agen otonom perlu memiliki kemampuan untuk bertransaksi tanpa intervensi manusia secara terus-menerus. Stablecoin , katanya, menyediakan mekanisme alternatif yang menghindari batasan akses perbankan konvensional sambil tetap beroperasi dalam buku besar digital yang dapat dilacak.
Armstrong merujuk pada inisiatif sumber terbuka seperti AgentKit, yang dirancang untuk menyematkan dompet stablecoin ke dalam sistem AI , dan X402, sebuah protokol untuk melampirkan pembayaran kripto kecil ke permintaan web rutin.
Ia menggambarkan perkembangan ini sebagai infrastruktur awal untuk apa yang oleh sebagian orang di industri disebut sebagai “perdagangan agen,” di mana perangkat lunak bernegosiasi, membayar, dan menyelesaikan tugas atas nama pengguna. Implikasi bisnisnya, menurut pandangannya, meluas melampaui Coinbase, dengan potensi untuk mengurangi hambatan pembayaran dan mengubah cara perusahaan mendekati sistem pembayaran online.