Solana (SOL) terpukul dengan cukup keras di tengah penurunan pasar mata uang kripto yang lebih luas. Pada Senin (19/5/2025), harga SOL anjlok 6,02 persen ke level US$ 163,97 persen, seiring melonjaknya gelombang likuidasi dan meningkatnya ketidakpastian makroekonomi.
Hampir seluruh aset kripto non-stablecoin berada di zona merah. Melansir dari crypto.news, beberapa bahkan mencatat kerugian dua digit. Bitcoin menjadi yang paling tahan banting, dengan penurunan hanya 0,52 persen dan masih diperdagangkan di US$ 104.770.
Data dari pasar derivatif menunjukkan bahwa total likuidasi long dan short dalam 25 jam terakhir mencapai US$ 642,65 juta, dengan US$ 23 juta di antaranya berasal dari posisi Solana. Mayoritas likuidasi datang dari posisi long, menandakan bahwa banyak trader terlalu optimis terhadap pergerakan belakangan ini.
Di sisi lain, Solana mencatat sinyal positif dari sisi institusional. ETF leverage 2X Solana yang diluncurkan Februari lalu telah menarik arus dana sebesar US$ 30 juta. Selain itu, wacana soal persetujuan ETF spot Solana di AS bisa menjadi katalis harga di masa depan, karena instrumen tersebut memudahkan investor untuk mendapat eksposur ke aset kripto secara legal dan sederhana.
Analis menyebut bahwa jika tekanan jual terus berlanjut dan harga jatuh di bawah US$ 150, SOL berpotensi menguji ulang level support berikutnya di US$ 145 dan garis SMA 50-hari. Ini bisa menjadi level kunci yang menentukan arah jangka pendek Solana.