Skip to content

Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia

Menu
Menu

Pengaruh Inflasi Terhadap Pergerakan Harga Kripto

Posted on May 25, 2025

Inflasi ternyata bisa berdampak hingga ke pasar kripto. Ketika nilai uang menurun dan suplai meningkat, investor mulai mencari aset alternatif yang dapat mempertahankan nilai. Salah satunya adalah kripto seperti Bitcoin, yang sering disebut sebagai “emas digital”. 

Tapi bagaimana sebenarnya hubungan antara inflasi, suplai uang (M2), dan harga kripto? Simak penjelasan singkatnya di bawah.

Apa itu Inflasi?

Inflasi adalah kondisi meningkatnya harga barang dan jasa secara umum dalam jangka waktu tertentu. Ketika inflasi terjadi, nilai uang menurun karena daya belinya melemah. 

Faktor penyebabnya bisa berasal dari permintaan berlebih, biaya produksi yang meningkat, atau kebijakan moneter yang longgar seperti pencetakan uang secara masif.

Mekanisme Inflasi dalam Sistem Ekonomi 

Dalam sistem ekonomi tradisional, inflasi dikendalikan oleh bank sentral melalui kebijakan suku bunga dan pengaturan jumlah uang beredar. 

Ketika inflasi tinggi, suku bunga biasanya dinaikkan untuk menahan laju konsumsi dan investasi. Namun, ini juga berdampak pada berkurangnya likuiditas dan tekanan pada pasar investasi, termasuk kripto.

Sekilas Fungsi dan Tujuan Awal Kripto

Pionir dari boomingnya aset kripto saat ini yakni Bitcoin diciptakan sebagai alternatif dari sistem keuangan terpusat. 

Dengan pasokan terbatas (maksimal 21 juta BTC), Bitcoin dirancang untuk tahan terhadap inflasi, berbeda dengan mata uang fiat yang bisa dicetak tanpa batas. Inilah sebabnya mengapa banyak investor melihat kripto sebagai penyimpan nilai atau “emas digital”.

Di tengah tantangan inflasi yang dihadapi ekonomi global, muncul pertanyaan: apakah ada aset yang mampu mempertahankan nilainya? Di sinilah kripto masuk sebagai alternatif.

Kripto sebagai Lindung Nilai (Hedge) terhadap Inflasi

Karena nilainya memiliki pasokan yang terbatas, aset kripto dalam hal ini Bitcoin sering dianggap sebagai sebagai lindung nilai (hedge) terhadap inflasi.

Meskipun harga Bitcoin tidak berkorelasi langsung dengan tingginya inflasi, data historis menunjukkan bahwa ketika M2 Global meningkat, harga Bitcoin cenderung naik, tetapi ketika M2 menyusut, Bitcoin juga mengalami pelemahan.

M2 sendiri merupakan adalah salah satu ukuran jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. M2 mencakup semua elemen dari M1 (uang tunai dan rekening giro) ditambah dengan tabungan, deposito berjangka pendek, dan beberapa instrumen pasar uang.

M2 sering digunakan sebagai indikator likuiditas ekonomi karena mencerminkan jumlah uang yang tersedia untuk transaksi dan investasi.

Ketika M2 meningkat, biasanya ada lebih banyak uang yang beredar, yang dapat mendorong inflasi. Sebaliknya, jika M2 menurun, likuiditas ekonomi bisa berkurang, yang berpotensi memperlambat pertumbuhan ekonomi.

Terlihat bahwa ketika M2 Global naik secara tajam (khususnya sekitar 2020–2021), harga Bitcoin juga mengalami lonjakan signifikan. Ini menunjukkan bahwa pertumbuhan suplai uang global dapat mendorong minat investor terhadap Bitcoin sebagai alternatif lindung nilai terhadap inflasi fiat.

Setelah puncak M2 pada akhir 2021, pertumbuhan mulai melambat, yang juga diikuti oleh konsolidasi harga Bitcoin. Ini menunjukkan bahwa ketika suplai uang mulai dikendalikan (tightening), pasar kripto juga mengalami koreksi.

Bisa disimpulkan bahwa hubungan Bitcoin memiliki korelasi positif dengan tingginya uang yang beredar dan ketika M2 naik karena pencetakan uang besar-besaran, investor cenderung mencari alternatif seperti Bitcoin sebagai aset lindung nilai.

Strategi Investasi Kripto dalam Lingkungan Inflasi Tinggi

  • Diversifikasi portofolio dengan kombinasi kripto, stablecoin, dan aset tradisional.
  • Pantau M2 dan inflasi global sebagai indikator makro.
  • Gunakan stablecoin untuk menyimpan nilai sementara.
  • Manfaatkan analisis teknikal dan fundamental untuk pengambilan keputusan yang lebih baik.

Inflasi dan M2 money supply adalah dua faktor makroekonomi utama yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi nilai aset kripto. 

Dengan memahami korelasi antara inflasi dan pergerakan harga kripto khususnya Bitcoin ini semoga bisa memberikan insight lebih agar kamu bisa mengambil keputusan investasi yang lebih bijak.

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Posts

  • Ketegangan Geopolitik Picu Anjloknya Pasar Kripto, Kapitalisasi Turun US$196 Miliar
  • Saham Oracle Cetak Kinerja Terbaik Sejak 2001, Wall Street Bergejolak Akibat Ketegangan Geopolitik
  • Update Kripto Terkini: Sentimen Positif Bitcoin Melonjak, Regulasi Makin Ketat
  • SharpLink Borong Ethereum Senilai Rp 7,6 Triliun, Sinyal Positif bagi Industri Kripto?
  • Amazon dan Walmart Siap Luncurkan Stablecoin, Persaingan Pembayaran Digital Makin Ketat

Recent Comments

No comments to show.

Archives

  • June 2025
  • May 2025
  • April 2025
  • March 2025
  • February 2025
  • January 2025
  • December 2024
  • November 2024
  • October 2024
  • September 2024
  • August 2024
  • July 2024
  • June 2024
  • May 2024
  • April 2024
  • March 2024

Categories

  • Alt Coin
  • Hot Crypto
  • Hot News
  • Solusi Investasi
  • Uncategorized
©2025 Situs Berita Investasi Terpercaya Rekomendasi Indonesia | Design: Newspaperly WordPress Theme