
Goldman Sachs, bank investasi global terkemuka, memproyeksikan harga emas akan terus naik dan berpotensi mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada akhir 2025. Dua faktor utama yang mendorong kenaikan ini adalah pembelian emas besar-besaran oleh bank sentral di seluruh dunia dan lonjakan permintaan dari investor ritel melalui instrumen Exchange-Traded Funds (ETF) emas.
Menurut laporan Goldman Sachs Research, permintaan emas jangka panjang diperkirakan akan meningkat pesat akibat aksi akumulasi emas oleh bank sentral, terutama setelah insiden pembekuan aset Rusia senilai lebih dari US$280 miliar oleh negara-negara G7. Peristiwa ini mendorong bank sentral untuk mengalihkan cadangan devisa dari dolar dan euro ke emas fisik yang lebih aman dan bisa disimpan di dalam negeri. Pembelian emas oleh bank sentral melalui pasar London telah melonjak lima kali lipat sejak 2022.
Selain bank sentral, investor institusi dan ritel juga semakin aktif membeli emas lewat ETF, yang kini mengelola lebih dari US$294 miliar dan sekitar 3.000 ton emas. ETF emas menjadi pilihan populer untuk melindungi kekayaan dari inflasi dan ketidakpastian pasar. Keterkaitan kepemilikan ETF dengan tingkat suku bunga menunjukkan bahwa saat suku bunga obligasi turun dan ketakutan resesi meningkat, permintaan emas semakin kuat.
Thomas, analis dari Goldman Sachs, menekankan bahwa persaingan antara bank sentral dan investor ETF atas persediaan emas yang terbatas menjadi pendorong utama kenaikan harga emas. Goldman Sachs memperkirakan harga emas akan naik dari US$3.220 menjadi US$3.700 per troy ounce pada akhir 2025, dan dapat menembus US$3.880 jika terjadi resesi global.
Selain itu, perpindahan dana dari aset-aset AS seperti Treasury dan saham S&P 500 ke emas juga diperkirakan memberikan tekanan positif terhadap harga emas, meskipun nilai total ETF emas masih relatif kecil dibandingkan pasar obligasi dan saham AS.
Kenaikan harga emas ini kembali mengukuhkan posisinya sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian geopolitik, pelemahan saham, dan risiko resesi global.