31 Mei 2025 — Menjelang bulan Juni, Bitcoin (BTC) memasuki fase kritis setelah sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa di kisaran USD 112.000 (sekitar Rp 1,82 miliar). Saat ini, BTC mengalami koreksi harga sekitar 2% dalam 24 jam terakhir dan diperdagangkan di kisaran USD 107.000–108.000.
Analis Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, menjelaskan bahwa tekanan harga dipicu oleh aksi ambil untung, distribusi dari penambang, dan resistensi teknikal. Namun, kekuatan permintaan institusional tetap menjadi penopang pasar. Indikator RSI 14-hari berada di level 65,44, mencerminkan momentum netral dan potensi konsolidasi lebih lanjut.
Data on-chain menunjukkan penurunan jumlah dompet whale (1.000–10.000 BTC) dari 2.021 menjadi 2.003 dalam dua hari terakhir, menandakan aksi distribusi oleh investor besar yang memperbesar potensi volatilitas jangka pendek.
Meskipun terdapat risiko teknikal seperti death cross, Fyqieh menilai bahwa selama Bitcoin bertahan di atas support USD 107.000, peluang pengujian ulang ke level USD 109.000 tetap terbuka. Jika support utama di USD 104.670 ditembus, koreksi lebih dalam bisa terjadi. Namun secara struktur, tren jangka menengah dinilai masih positif, dengan potensi penguatan kembali ke area USD 110.700–112.000.