
Dana kekayaan negara baru, BPI Daya Anagata Nusantara (Danantara), tengah menjajaki keterlibatan dalam rencana akuisisi GoTo oleh Grab. Langkah ini dinilai sebagai strategi pemerintah untuk menjaga kendali atas salah satu perusahaan teknologi terbesar Indonesia agar tidak sepenuhnya dikuasai oleh pihak asing.
Menurut laporan Bloomberg News pada Jumat (6/6), Danantara berada dalam tahap awal pembicaraan dengan GoTo menyusul rencana merger yang melibatkan Grab, perusahaan ride-hailing asal Singapura yang terdaftar di bursa AS. Sumber Reuters pada Sabtu (7/6) menyebutkan, Danantara mengincar kepemilikan saham minoritas dalam entitas gabungan jika akuisisi tersebut terealisasi.
Keterlibatan Danantara diharapkan dapat meredam kekhawatiran pemerintah terkait potensi dominasi Grab atas pasar teknologi nasional. Meski Grab dan GoTo belum mengonfirmasi pembicaraan merger, sebelumnya Grab disebut ingin menyelesaikan kesepakatan pada kuartal kedua tahun ini dengan valuasi GoTo sekitar US$7 miliar.
Negosiasi sempat melambat karena potensi tuntutan dari regulator. Pada Mei lalu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) mulai mengkaji risiko merger dua raksasa teknologi tersebut, sebagai upaya memastikan prinsip persaingan usaha sehat tetap terjaga.
Danantara yang diluncurkan pada Februari 2025, merupakan bagian dari strategi jangka panjang pemerintah membangun kekuatan finansial yang mampu berinvestasi strategis di berbagai sektor, mulai dari pengolahan mineral hingga kecerdasan buatan. Dana ini dirancang meniru model Temasek Singapura dan akan mengelola saham pemerintah di sejumlah BUMN.