
Platform analitik blockchain Glassnode melaporkan bahwa pasar Bitcoin (BTC) kini memasuki fase pendinginan setelah gagal mempertahankan harga di atas level psikologis US$ 110.000. Momentum pasar melemah ditandai dengan menurunnya partisipasi ritel serta pelemahan tekanan beli di pasar spot.
Salah satu indikator utama yang menunjukkan pelemahan adalah pembalikan Spot Cumulative Volume Delta (CVD) ke zona bearish, yang mencerminkan dominasi penjual dan berkurangnya minat beli secara real-time. Selain itu, perpetual CVD, yang menggambarkan aktivitas trader jangka pendek, juga mengalami pembalikan drastis, menunjukkan pengurangan eksposur risiko oleh pelaku pasar.
Meski aliran dana ke ETF Bitcoin Spot meningkat tajam, aktivitas on-chain tetap lesu dengan biaya transaksi turun, jumlah alamat aktif stagnan, dan volume transfer hanya tumbuh moderat. Hal ini mengindikasikan akumulasi pasif oleh institusi, bukan minat spekulatif aktif.
Saat ini sekitar 97 persen total suplai Bitcoin berada dalam kondisi profit, yang biasanya menjadi tanda kekuatan pasar. Namun, hal ini justru dapat menimbulkan risiko tekanan jual jika tidak ada permintaan baru dari investor ritel maupun institusi.
Glassnode memperingatkan bahwa jika permintaan tidak pulih dari kedua sisi pasar, fase pendinginan ini bisa berlangsung lama, dengan para investor kemungkinan menunggu momentum yang tepat untuk menghangatkan kembali pasar kripto dalam beberapa bulan ke depan.
Data terbaru dari Coingecko pada Jumat (20/6/2025) pagi mencatat harga Bitcoin stabil di angka US$ 104.621, menunjukkan pergerakan yang stagnan dalam 24 jam terakhir.