Harga Bitcoin dan kripto utama lainnya terpantau melemah pada Minggu, 22 Juni 2025, di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik antara Iran dan Israel. Berdasarkan data dari Coinmarketcap, mayoritas aset kripto kembali berada di zona merah sejak Sabtu malam.
Bitcoin (BTC) turun 0,89% dalam 24 jam dan 2,94% sepekan, kini diperdagangkan di level USD 102.379 atau sekitar Rp 1,68 miliar per koin. Ethereum (ETH) bahkan melemah lebih tajam, turun 4,19% harian dan 8,33% mingguan, berada di kisaran Rp 37,8 juta per koin.
Kripto lainnya juga menunjukkan tren serupa:
- BNB: Turun 1,94% (harian), Rp 10,3 juta/koin
- ADA: Turun 3,60%, Rp 9.141/koin
- SOL: Turun 3,08%, Rp 2,22 juta/koin
- XRP: Turun 2,61%, Rp 33.890/koin
- DOGE: Anjlok 4,64%, Rp 2.542/koin
Sementara itu, stablecoin seperti USDT dan USDC tetap stabil di level USD 1,00.
Kapitalisasi Pasar dan Ketahanan Bitcoin
Kapitalisasi pasar kripto global tercatat melemah 2,36% menjadi USD 3,12 triliun (sekitar Rp 51.240 triliun). Meski begitu, laporan dari Glassnode menunjukkan bahwa Bitcoin masih menunjukkan ketahanan jangka panjang.
Sejak awal siklus pasar pada tahun 2022, harga BTC telah naik 656%, meskipun kenaikannya tidak setinggi lonjakan siklus sebelumnya (1.076% pada 2015–2018 dan 1.007% pada 2018–2022). Hal ini dinilai mencerminkan kematangan pasar dan penurunan volatilitas, mirip dengan pola pergerakan harga aset besar seperti emas.
Kini, kapitalisasi pasar Bitcoin telah melampaui USD 2 triliun, menempatkannya sebagai salah satu aset digital paling signifikan secara global, dengan kepercayaan pasar yang terus tumbuh di tengah ketidakpastian geopolitik dan ekonomi dunia.