CEO Tether, Paolo Ardoino, memprediksi dunia akan segera memasuki era machine-to-machine commerce dalam skala besar. Di masa depan, aset kripto seperti USDT dan Bitcoin diperkirakan akan menjadi tulang punggung ekonomi digital yang dijalankan antar mesin secara otomatis.
Menurut laporan The Block pada Rabu (25/6/2025), Ardoino memperkirakan bahwa hingga satu triliun AI agent akan menggunakan aset berbasis blockchain untuk bertransaksi secara mandiri dalam 15 tahun ke depan.
“Saya percaya bahwa di masa depan, setiap agen AI akan punya wallet digital sendiri, dan wallet itu harus bersifat self-custodial. Kita akan melihat satu triliun agen seperti ini dalam 15 tahun,” jelas Ardoino.
Ia juga menyebutkan bahwa institusi keuangan tradisional seperti JPMorgan kemungkinan besar tidak akan membuka rekening bank untuk entitas otonom seperti autonomous bot.
AI Agent dan Peran Kripto dalam Ekonomi Digital
Perlu diketahui, AI agent adalah perangkat lunak otonom yang dapat berinteraksi langsung dengan sistem lain tanpa campur tangan manusia. Banyak pengamat menilai bahwa agen-agen ini akan memainkan peran penting dalam infrastruktur digital masa depan.
Seiring meningkatnya dominasi AI dalam aktivitas daring, kebutuhan akan sistem pembayaran yang cepat, aman, dan lintas batas juga akan meningkat. Dalam konteks ini, aset kripto seperti stablecoin dan Bitcoin menjadi solusi paling relevan.
Tether sendiri telah menyiapkan infrastruktur yang mendukung tren ini. Pada November 2023, mereka meluncurkan Wallet Development Kit (WDK) yang memungkinkan pengembang membangun non-custodial wallet secara fleksibel dan efisien, cocok untuk ekosistem AI yang bersifat otonom.
“Saya rasa JPMorgan tidak akan membuka rekening untuk agen AI. Jadi, mereka akan menggunakan stablecoin dan Bitcoin untuk bertransaksi,” tegas Ardoino.
Menurutnya, USDT menjadi pilihan utama karena telah digunakan secara luas oleh para pelaku pasar sebagai alat tukar digital.
Berdasarkan data CoinMarketCap, nilai pasar stablecoin saat ini mencapai US$256,5 miliar. Dari jumlah tersebut, lebih dari separuhnya dikuasai oleh USDT milik Tether, dengan kapitalisasi pasar mencapai US$156,7 miliar.