
Harga Bitcoin saat ini stabil di sekitar US$108.000 atau sekitar Rp1,77 miliar. Namun, para analis mulai memproyeksikan potensi kenaikan signifikan di siklus pasar berikutnya. Hadley Stern dari Marinade Finance memprediksi harga tertinggi Bitcoin bisa mencapai US$160.000 atau sekitar Rp2,6 miliar.
Stern menilai angka US$160.000 sebagai target yang realistis dibandingkan proyeksi ekstrem lain yang mencapai US$250.000 hingga US$1 juta. Menurutnya, pasar selama ini terlalu terjebak pada angka psikologis US$100.000, dan menembus batas ini penting untuk membuka potensi reli baru.
Faktor pendorong utama adalah meningkatnya partisipasi institusi melalui Bitcoin ETF dan pembelian besar oleh perusahaan seperti MicroStrategy. Saat ini, sekitar 6% pasokan Bitcoin sudah dimiliki oleh ETF, yang menunjukkan minat investor besar terhadap aset digital ini sebagai penyimpan nilai jangka panjang.
Secara teknikal, Bitcoin masih dalam tren naik dengan support kuat di kisaran US$107.900 (Rp1,76 miliar). Target resistance berikutnya berada di level US$130.000 (Rp2,13 miliar). Namun, koreksi tetap mungkin terjadi dengan potensi turun ke zona support US$100.000–US$104.000 (Rp1,64–1,70 miliar), dan skenario lebih dalam di US$91.000–US$95.000 (Rp1,49–1,56 miliar).
Stern menambahkan bahwa kepercayaan terhadap Bitcoin sebagai lindung nilai terhadap inflasi serta tekanan beli dari institusi akan memperkuat harga dalam jangka menengah hingga panjang. Dengan pasokan Bitcoin yang tetap terbatas di angka 21 juta koin, peluang menembus harga US$160.000 bukan hanya mimpi, melainkan target yang sangat mungkin tercapai.