
Perusahaan teknologi finansial asal AS, Bakkt Holdings, berencana menggalang dana hingga USD 1 miliar (sekitar Rp 16 triliun) untuk mendukung strategi investasi baru di Bitcoin dan aset digital lainnya. Rencana ini diumumkan melalui dokumen resmi yang diajukan ke SEC, menyusul perubahan kebijakan investasi perusahaan pada Juni 2025 yang kini memungkinkan Bakkt berinvestasi langsung di kripto.
Dengan harga Bitcoin saat ini sekitar USD 106.800 per koin, dana tersebut berpotensi digunakan untuk membeli sekitar 9.364 BTC. Jika terealisasi, Bakkt akan menjadi salah satu dari 10 perusahaan publik terbesar di dunia yang memiliki Bitcoin, mengungguli Coinbase dan menempati posisi tepat di bawah Tesla dan perusahaan tambang kripto Hut 8 Mining.
Co-CEO Bakkt, Akshay Naheta, menyatakan inisiatif ini mendukung transformasi Bakkt menjadi perusahaan infrastruktur kripto murni dan memperkuat posisi perusahaan di pasar aset digital. Bakkt sendiri berdiri sejak 2018 dengan dukungan Intercontinental Exchange (ICE) dan telah berekspansi ke layanan penyimpanan kripto dan program loyalitas aset digital.
Bakkt akan bergabung dengan perusahaan publik besar lain yang sudah memiliki Bitcoin, seperti MicroStrategy, Marathon Digital, Riot Platforms, dan Galaxy Digital. Saat ini MicroStrategy menjadi pemegang Bitcoin institusional terbesar dengan lebih dari 592.000 BTC.
Dengan langkah ini, Bakkt memperkuat ambisinya dalam ekosistem aset digital global dan memperkuat posisinya di pasar kripto.