Dua raksasa teknologi Tiongkok, JD.com dan Ant Group, resmi mengajukan proposal kepada People’s Bank of China (PBOC) untuk menerbitkan stablecoin berbasis renminbi (RMB) yang ditujukan untuk transaksi lintas negara. Langkah ini dinilai sebagai strategi penting untuk mendorong internasionalisasi yuan dan mengurangi ketergantungan global terhadap dolar AS.
Mengutip laporan Coincu pada Sabtu (5/7/2025), stablecoin yang diusulkan akan didukung penuh oleh RMB dan diperkirakan akan diluncurkan pertama kali di Hong Kong, wilayah yang dikenal dengan regulasi kripto yang progresif dan sistem keuangan internasional yang terbuka.
JD.com yang dikenal sebagai platform e-commerce besar dengan jaringan logistik kuat, bersama Ant Group selaku operator Alipay, berharap stablecoin ini dapat memperkuat posisi RMB di ekosistem keuangan digital global, yang selama ini didominasi oleh stablecoin berbasis dolar seperti Tether (USDT).
Mantan Wakil Direktur Bank of China, Wang Yongli, menyebut bahwa ketertinggalan yuan dalam sistem pembayaran global dapat menjadi risiko strategis jika tidak segera diimbangi dengan inovasi seperti stablecoin. Saat ini, pangsa pasar RMB dalam transaksi global masih di bawah 3%, jauh tertinggal dari dolar AS.
Meskipun belum ada pernyataan resmi dari eksekutif JD.com maupun Ant Group, para analis menyebut bahwa jika stablecoin RMB ini mendapat persetujuan regulator, maka dampaknya akan signifikan, baik bagi dominasi dolar maupun bagi integrasi teknologi blockchain dalam sistem keuangan konvensional.
Namun, sejumlah tantangan regulasi baik di tingkat domestik maupun internasional masih menjadi hambatan, mengingat ketatnya kebijakan Tiongkok terhadap aset digital. Stabilitas, transparansi, dan kepercayaan pasar menjadi kunci kesuksesan proyek ini di masa depan.