Altcoin berkinerja buruk karena dominasi Bitcoin mencapai 65%, memicu perdebatan baru di dunia kripto. Menurut On-Chain Mind, pasar altcoin tertinggal dibandingkan dengan kekuatan Bitcoin yang berkelanjutan, menimbulkan pertanyaan apakah pergeseran tersebut akan segera terjadi.
Keunggulan Bitcoin saat ini telah menempatkan altcoin dalam posisi yang sulit. Analisis ini merujuk pada grafik Total 2 — total kapitalisasi pasar kripto tanpa Bitcoin — yang telah berfluktuasi mendekati rata-rata pergerakan 200 hari. Meskipun ini menunjukkan tingkat ketahanan, grafik ini tidak memiliki pergerakan eksplosif yang terlihat dalam reli altcoin tradisional. Tanpa keterlibatan ritel yang kuat atau tren makro yang mendukung seperti pelonggaran kuantitatif, musim altcoin tetap tidak pasti.
Dalam postingan terbarunya , OnChainMind menjelaskan bahwa beberapa indikator teknis memberikan sinyal yang beragam. Indikator Total 2 Rate of Change menunjukkan pola gelombang siklus, yang menunjukkan bahwa pasar altcoin terus mengikuti ritme historisnya. Namun, belum ada tanda-tanda momentum breakout yang jelas.
Verteks altcoin, metrik z-score yang dihaluskan, saat ini menunjukkan valuasi di zona hijau muda. Hal ini menyiratkan bahwa altcoin tidak berada dalam wilayah jenuh beli, tetapi mungkin tidak memiliki katalis bullish yang kuat. Selain itu, denyut volatilitas masih rendah—volatilitas relatif altcoin terhadap tingkat volatilitas historis. Hal ini dapat mengindikasikan kurangnya antusiasme pedagang atau penggunaan modal yang hati-hati.
Data historis menyajikan gambaran yang kompleks. Model rata-rata biaya dolar dari tahun 2015 menunjukkan altcoin mengungguli Bitcoin dan ekuitas dari waktu ke waktu. Namun, jika menggunakan puncak pasar bullish tahun 2021 sebagai titik awal, Bitcoin telah melampaui sebagian besar altcoin.
On-Chain Mind juga mengkaji imbal hasil altcoin teratas dari puncak siklus terakhir. Hanya empat dari sepuluh altcoin yang mampu mengungguli Bitcoin, dengan Solana menjadi altcoin dengan kinerja terbaik pada siklus terakhir. Imbal hasil yang beragam ini tentu memperkuat perlunya pemilihan spot di sektor altcoin.
Meskipun Bitcoin masih menjadi aset nomor satu, data-data ini menunjukkan beberapa altcoin mungkin masih menawarkan potensi. Pelaku pasar perlu tekun menavigasi siklus investasi data.