Jakarta, Pintu News – Tap-to-Earn (T2E) kini menjadi fenomena baru di ekosistem GameFi, menggantikan tren play-to-earn (P2E) yang sempat mendominasi dunia crypto dan cryptocurrency. Lewat T2E, siapa pun bisa mengumpulkan crypto hanya dengan men-tap layar smartphone tanpa perlu skill atau perangkat mahal. Apa saja yang membuat Tap-to-Earn meledak? Siapa pionirnya dan seperti apa peluang ke depan? Berikut rangkumannya!
- Apa Itu Tap-to-Earn?
Tap-to-Earn (T2E) adalah subkategori GameFi yang memungkinkan pemain mendapatkan crypto cukup dengan men-tap layar, bukan bermain game kompleks seperti di P2E. Mekanisme ini sangat sederhana, membuatnya ramah bagi pemula yang ingin mengenal crypto tanpa modal besar.
Inovasi T2E lahir dari keinginan developer untuk menghadirkan pengalaman bermain sekaligus menghasilkan secara instan dan mudah.
- Kenapa Tap-to-Earn Melejit?
Kunci sukses T2E adalah aksesibilitas. Tidak butuh skill, waktu, atau perangkat mahal—cukup smartphone dan koneksi internet. Banyak pemain pemula memilih T2E untuk “cicip” crypto pertama kali.
Adopsi T2E juga didorong integrasi dengan Telegram yang punya jutaan user aktif dan ekosistem blockchain TON3.88%->Harga TON Saat Ini
Rp 58.511
3.88%
Market Cap
Rp 143,13 Triliun
Volume Trading
Rp 5,02 Triliun
Suplai Beredar
Rp 2,41 Miliar
. Ini mempercepat penyebaran game dan adopsi massal.
- Mekanisme dan Cara Kerja Tap-to-Earn
T2E game biasanya meminta pemain men-tap layar untuk “menambang”, memanen, atau mengumpulkan resource. Imbalan berupa crypto token yang bisa diupgrade, dipakai unlock fitur, atau dijual ke market.
Beberapa game menawarkan fitur auto-tap (dengan membeli item khusus), referral, serta sistem level dan koleksi NFT, menjadikannya lebih menarik dan mendorong retensi user.