
Bitcoin mulai menunjukkan tanda stabilisasi setelah periode ambil untung yang intens mereda, menurut data on-chain terbaru dari Glassnode. Harga Bitcoin sempat mencapai rekor tertinggi USD 123.000 pada Juli 2025, namun kini berada di kisaran USD 110.000–117.000 dengan aktivitas perdagangan yang menipis, menciptakan “air gap” yang rawan volatilitas.
Volume keuntungan yang direalisasikan turun drastis dari USD 2 miliar (Desember 2024) menjadi USD 1 miliar (2025), sementara pengambilan keuntungan pemegang jangka pendek turun ke 45%, menandakan pasar mulai seimbang.
Jika Bitcoin mampu menembus USD 116.000, ini bisa jadi sinyal penguatan permintaan. Namun, tanpa lonjakan permintaan, harga berpotensi turun ke USD 106.000 masih dalam batas koreksi sehat.
Di tengah tekanan global dari data ketenagakerjaan AS dan potensi perubahan kebijakan The Fed, investor mulai bersikap lebih defensif. Meski begitu, Bitcoin tetap mencatat imbal hasil hampir tiga kali lipat dibandingkan indeks S&P 500 sejak awal tahun, menunjukkan prospek jangka panjang yang menarik.