
Di tengah berkembangnya industri kripto, dua cara populer untuk meraih penghasilan pasif adalah cloud mining dan staking. Keduanya menjanjikan cuan, tapi dengan risiko dan mekanisme berbeda.
Cloud mining memungkinkan investor menambang Bitcoin atau Ethereum tanpa mesin sendiri, cukup membeli kontrak dari penyedia seperti MiningToken, ECOS, atau NiceHash. Rata-rata imbal hasil 2025 ada di kisaran 5%–10% APR, namun sektor ini rawan penipuan, terutama yang menjanjikan ROI hingga 800% APR.
Staking, di sisi lain, mengunci token di jaringan proof-of-stake dengan imbal hasil stabil: Ethereum 3%, Solana 6–8%, Cardano 4–6%, Cosmos hingga 18%, dan NEAR 9–11%. Popularitas liquid staking juga meningkat karena memberi likuiditas lewat token turunan seperti stETH atau mSOL.
Kesimpulannya, staking dinilai lebih aman dan stabil, cocok untuk investor pemula. Cloud mining bisa lebih untung jika penyedia terpercaya dan biaya efisien, tapi risikonya jauh lebih tinggi.