Jakarta, 5 Mei 2025 – Fenomena masyarakat yang bersedia melakukan pemindaian biometrik mata demi memperoleh aset kripto Worldcoin menuai sorotan publik. Bursa kripto Tokocrypto menilai tren ini mencerminkan meningkatnya minat masyarakat terhadap inovasi berbasis teknologi blockchain dan identitas digital. Namun, mereka juga mengingatkan pentingnya perlindungan data pribadi.
Chief Marketing Officer Tokocrypto, Wan Iqbal, menyatakan bahwa teknologi baru seperti Worldcoin perlu diperkenalkan secara transparan dan etis. Ia menekankan perlunya kehati-hatian dalam memproses data biometrik, serta memastikan seluruh operasional sesuai dengan hukum nasional.
“Penting bagi pihak yang memperkenalkan teknologi baru untuk menjunjung transparansi dan keamanan data pengguna,” ujar Iqbal. Ia juga mendukung penerapan regulasi berbasis prinsip dan pengembangan sandbox regulasi agar inovasi dapat diuji lebih dulu sebelum diadopsi luas.
Namun, pengamat kripto Desmond Wira mengkritik praktik ini sebagai tindakan berisiko tinggi. Ia menilai penukaran data biometrik dengan aset kripto dalam jumlah kecil sangat tidak sepadan dengan potensi ancaman privasi.
“Data retina adalah informasi paling sensitif. Memberikannya pada pihak asing hanya demi sejumlah kecil uang sangat berbahaya,” ujarnya. Desmond menyoroti empat risiko utama: penyalahgunaan untuk riset AI, penjualan ke pihak ketiga, potensi kebocoran akibat peretasan, dan penyalahgunaan oleh oknum internal.
Ia mengimbau masyarakat untuk tidak tergiur imbalan instan dan mempertimbangkan risiko jangka panjang dari praktik semacam ini. “Saya pribadi sangat tidak menyarankan,” pungkasnya.