
Peluang Bank Indonesia (BI) untuk memangkas suku bunga acuan semakin terbuka seiring dengan stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata, memperkirakan BI akan menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin ke level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dijadwalkan Rabu (21/5).
Menurut Liza, prospek pemangkasan suku bunga ini akan semakin kuat jika penguatan rupiah berlanjut dan ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed terus menguat dalam beberapa hari ke depan. Ia juga menyoroti bahwa BI pernah mengambil langkah serupa pada September 2024 lalu, dengan memangkas suku bunga acuan menjadi 6% saat rupiah berada di kisaran Rp15.330/US$.
Liza menambahkan, penurunan peringkat utang AS oleh Moody’s dari “AAA” ke “Aa1” turut mendukung penguatan mata uang negara berkembang seperti rupiah. Kondisi ini mendorong investor untuk melepas aset berbasis dolar AS.
Secara teknikal, Liza memproyeksikan rupiah berpotensi menguat ke kisaran Rp16.080 hingga Rp16.000 per dolar AS. Meski demikian, ia mengingatkan masih ada potensi rebound ke Rp16.410 karena adanya positive divergence pada indikator RSI. Resistance kuat diperkirakan berada di level Rp16.600.
Data IDNFinancials.com mencatat, rupiah sempat menyentuh titik terendahnya tahun ini di Rp16.870/US$ pada 24 April 2025. Namun hingga pukul 12.05 WIB hari ini, rupiah telah menguat 2,79% ke level Rp16.398,5/US$.