
Pada konferensi “SEC Speaks” tanggal 19 Mei 2025, Komisioner SEC Caroline Crenshaw mengkritik kebijakan terbaru Komisi Sekuritas dan Bursa Amerika Serikat (SEC) terkait regulasi cryptocurrency. Crenshaw menggambarkan pendekatan SEC sebagai “Jenga regulasi” yang berisiko meruntuhkan fondasi pasar keuangan akibat penghapusan atau pelonggaran aturan penting tanpa proses analisis dan konsultasi publik yang memadai.
Crenshaw menilai tindakan SEC melemahkan struktur regulasi yang selama ini menjaga stabilitas pasar dan mengabaikan pelajaran dari krisis keuangan 2008. Contohnya, penyelesaian kasus Ripple tanpa penegakan hukum tegas dianggapnya menciptakan ketidakpastian hukum dan merusak kredibilitas SEC.
Selain itu, Crenshaw mengkhawatirkan pengurangan staf SEC sebesar 15%, yang dapat menghambat pengawasan pasar yang semakin kompleks, terutama di sektor crypto yang memiliki risiko baru dan volatilitas tinggi. Ia memperingatkan bahwa kegagalan dalam mengelola risiko tersebut dapat merugikan investor ritel dan usaha kecil.
Di sisi lain, Ketua SEC Paul Atkins dan Komisioner Hester Peirce, yang berasal dari Partai Republik, menilai bahwa regulasi yang ketat menghambat inovasi. Mereka menyatakan bahwa banyak aset crypto tidak termasuk sekuritas sehingga tidak perlu diatur oleh SEC.
Perbedaan pandangan ini mencerminkan perdebatan luas mengenai regulasi crypto di AS, di mana keseimbangan antara perlindungan pasar dan dorongan inovasi masih diperdebatkan. Masa depan regulasi crypto di AS sangat bergantung pada dinamika politik dan ekonomi yang terus berkembang.
Keputusan SEC juga berpotensi mempengaruhi kebijakan regulasi crypto di negara lain, mengingat posisi Amerika Serikat sebagai salah satu pusat keuangan terbesar dunia. Investor dan pelaku pasar diminta untuk terus memantau perkembangan regulasi ini demi menyesuaikan strategi mereka.