
Proyek game blockchain berbasis Ethereum, Ember Sword, resmi mengumumkan penutupan setelah gagal mendapatkan pendanaan tambahan. Meskipun sebelumnya berhasil mengumpulkan lebih dari Rp3,2 triliun lewat penjualan NFT tanah virtual, studio pengembang Bright Star Studios dari Denmark menyatakan telah berupaya maksimal namun tidak mampu menghadapi tekanan pasar.
Ember Sword, yang diperkenalkan sejak 2018 sebagai MMORPG metaverse dengan konsep desentralisasi, sempat menarik investasi besar dari Play Ventures, Galaxy Interactive, serta tokoh gaming ternama seperti Dr Disrespect. Namun performa game yang buruk selama beberapa fase play-test, termasuk beta terakhir pada Juli 2024, menuai kritik tajam dari komunitas.
Token native proyek, EMBER, anjlok lebih dari 99%, sementara nilai market cap kini hanya sekitar $82.000, jauh dari valuasi puncak. Penutupan proyek ini menyebabkan aset NFT tanah virtual yang dibeli ribuan investor berpotensi kehilangan seluruh nilainya.
Dalam waktu bersamaan, Gala Games juga mengumumkan penghentian game The Walking Dead: Empires pada Juli 2025, menunjukkan bahwa popularitas Web3 gaming belum tentu diikuti dengan kesuksesan produk.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi industri Web3 gaming bahwa hype besar tidak selalu menjamin keberlanjutan dan kualitas produk.