Fluktuasi nilai Bitcoin (BTC) kembali terjadi pada hari ini, Selasa, 24 Juni 2025, menyusul pengumuman mengejutkan dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai gencatan senjata antara Iran dan Israel. Dalam pernyataan melalui platform Truth Social, Trump menyebut bahwa gencatan senjata “lengkap dan total” akan dimulai dalam enam jam ke depan.
Merespons kabar tersebut, harga Bitcoin sempat melonjak hampir 3% ke level USD 106.000, setelah sebelumnya sempat jatuh ke titik terendah harian di USD 98.500. Saat berita ini ditulis, BTC sedikit terkoreksi ke kisaran USD 105.000.
Sementara itu, Altcoin utama seperti Ethereum (ETH), XRP, dan Solana (SOL) mengalami lonjakan harga lebih signifikan, dengan kenaikan 8%-10% dalam 24 jam terakhir. Berdasarkan data Coinmarketcap, harga Bitcoin dalam rupiah mencapai Rp1,73 miliar, sementara ETH berada di kisaran Rp39,68 juta per koin.
Di sisi lain, indeks saham berjangka AS mencatatkan kenaikan sebesar 0,5%, dan harga minyak mentah turun tajam ke USD 65 per barel, dari posisi sebelumnya USD 75.
Menariknya, meski pasar global sempat diguncang ketegangan Iran-Israel, volatilitas Bitcoin kini tercatat lebih rendah dibandingkan indeks saham utama seperti S&P 500 dan Nasdaq 100. Menurut André Dragosch dari Bitwise Europe, volatilitas 60 hari BTC hanya berkisar 27-28%, lebih rendah dari Nasdaq (35%) dan saham teknologi Magnificent 7 (40%).
Beberapa analis, termasuk Arthur Hayes (BitMEX) dan Eugene Cheung (OSL), optimistis bahwa harga Bitcoin dapat terus menembus USD 100.000 ke atas, bahkan diprediksi mencapai USD 150.000 sebelum akhir 2025, berkat meningkatnya dukungan institusional dan kebijakan pencetakan uang oleh bank sentral.
Dengan berbagai peristiwa geopolitik dan tren pasar saat ini, Bitcoin dan kripto lainnya menunjukkan kekuatan sebagai aset alternatif yang semakin dilirik investor global.