Jakarta, 25 Juli 2025 – iShares Ethereum Trust (ETHA) milik BlackRock resmi mencetak rekor baru dengan nilai aset kelolaan (AUM) mencapai USD 10 miliar atau sekitar Rp 163,20 triliun, hanya dalam waktu satu tahun sejak peluncurannya.
Pencapaian ini menjadikan ETHA sebagai ETF non-Bitcoin tercepat yang menembus angka tersebut, dan ETF tercepat ketiga dalam sejarah AS, hanya kalah dari iShares Bitcoin Trust dan FBTC milik Fidelity.
Analis ETF Bloomberg, Eric Balchunas, mengungkapkan lonjakan signifikan dalam arus masuk ke ETHA—melipatgandakan AUM dari USD 5 miliar ke USD 10 miliar dalam waktu hanya 10 hari. ETHA juga tercatat sebagai salah satu dari lima ETF dengan arus masuk terbesar dalam jangka waktu mingguan dan bulanan.
Diluncurkan pada awal 2024, ETHA adalah bagian dari delapan ETF spot Ethereum pertama yang disetujui oleh SEC. ETF ini mengenakan biaya sponsor sebesar 0,25% dan melacak harga pasar Ether dengan mengurangi biaya dan liabilitas. Coinbase Prime bertindak sebagai kustodian aset digital tersebut.
Menurut data SoSoValue, ETF Ethereum secara kolektif mencatat arus masuk bulanan sebesar USD 4,7 miliar, mengungguli ETF Bitcoin dari sisi pertumbuhan. Pada 17 Juli saja, ETF Ethereum mencatat arus masuk bersih USD 602 juta, lebih tinggi dibandingkan ETF Bitcoin sebesar USD 532 juta.
Tingginya minat investor didorong oleh keunggulan Ethereum dalam arsitektur proof-of-stake, eksposur terhadap sektor DeFi, dan potensi imbal hasil melalui staking. Saat ini, BlackRock tengah mengajukan izin ke SEC untuk mengaktifkan mekanisme staking di ETHA, yang memungkinkan dana menghasilkan pendapatan tambahan.
Langkah ini menegaskan meningkatnya kepercayaan institusional terhadap Ethereum sebagai aset jangka panjang, sekaligus menandai pergeseran besar dalam fokus investasi kripto dari Bitcoin ke Ethereum.